Irvan HqKolom

Catatan Irvan Hq: Cerdas Mengelola Kesempatan

 

biem.co — Bermimpi itu seperti seorang olahragawan yang akan bertanding, siapa yang melakukan persiapan lebih baik dialah yang akan menjadi pemenangnya. Beberapa orang yang beruntung secara kebetulan dapat memenangkan pertandingan tanpa persiapan yang cukup, tetapi tidak sedikit yang kemudian secara mental tidak sanggup menerima apa yang sudah mereka raih karena kurangnya persiapan.

 

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Sebagai pegawai pabrik hampir sebagian waktu produktif yang saya miliki dihabiskan untuk kepentingan perusahaan. Menjadi salah satu leader tentu saja membuat saya tidak hanya bekerja menyelesaikan kegiatan rutin sehari-hari, tetapi saya mempunyai tugas yang sama dengan leader lainnya, yaitu bagaimana membangun sebuah sistem yang dapat mendongkrak kinerja perusahaan agar dapat terus bersaing dan berkompetisi dengan perusahaan lainnya.

 

Membuat konsep dengan implementasi yang melibatkan banyak pihak bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi juga bukan sesuatu yang tidak mungkin, yang kita butuhkan adalah proses pemikiran yang visioner tentang masa depan perusahaan. Sebuah sistem penerimaan dan pengiriman barang yang ada sekarang di perusahaan misalnya, apakah sepuluh tahun ke depan masih aman dan efektif? Begitu juga dengan proses menyusun laporan keuangan melalui sistem closing yang merupakan bagian akhir dari siklus akuntansi yang selama ini dilakukan pada dua tahap yaitu setiap satu bulan dan satu tahun sekali, apakah masih dianggap sebagai proses yang dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu? Bagaimana dengan sistem pembayaran, apakah di masa yang akan datang perlu berubah dari sistem desentralisasi di perusahaan masing-masing menjadi sentralisasi di kantor pusat?

 

Kenapa kita harus bersusah payah membangun sebuah sistem di masa depan, padahal perusahaan tempat kita bekerja merupakan perusahaan besar dan cukup menghasilkan banyak keuntungan dengan sistem yang ada sekarang? Pertanyaan ini juga bisa mengerucut pada diri kita masing-masing, apa pentingnya kita membangun sesuatu yang belum tentu jelas hasilnya dibandingkan dengan memaksimalkan keadaan sekarang yaitu mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya selagi mampu dari pekerjaan yang kita lakukan.

 

PILIHAN EDITOR

1. Tekan Tombol 'Pause'!

2. Membangun Komunikasi

3. Jadi Pemain atau Penonton, Pilihan di Tangan Kita

4. Jangan Remehkan 'Jendela Pecah'

 

Saya teringat obrolan semalam dengan seorang sahabat saya bernama Misri Zainawan. Sambil menyetir mobil dari Cikande menuju Serang, kami berbicara ke sana kemari, mulai dari keluh kesah pekerjaan yang tiada habisnya sampai bercerita tentang keadaan keluarga masing-masing. Hingga pada suatu obrolan tentang masa depan, Bang Awan, begitu sahabat saya ini biasa dipanggil, bercerita tentang dua orang sahabat yang ditugaskan kepala desanya untuk memindahkan air dari sungai ke tempat penampungan  di tengah desa. Seperti yang dikisahkan dalam The Parable of The Pipeline karya Burke Hedges yang Bang Awan baca, mereka diberi ember dan dibayar sesuai dengan jumlah ember air yang mereka bawa, semakin banyak mereka berdua bolak-balik membawa air, semakin banyak uang yang diterima.

 

Walau pun pekerjaan ini cukup berat, mereka gembira mempunyai penghasilan yang cukup, apalagi hari Sabtu dan Minggu kedua sahabat ini diperbolehkan untuk libur. Suatu hari salah satu dari mereka mempunyai ide membuat saluran pipa yang dapat mengalirkan air dari sumbernya ke desa itu. Di tahun 1801, ide membangun saluran pipa itu tidak terbayang dan dianggap aneh, sedikit demi sedikit proyek itu dikerjakannya sendirian setelah tugas memindahkan air dengan ember selesai,  yang lain hanya bisa mengejek dan menertawakannya.

 

Di kala yang lain istirahat dan di saat yang lain pergi berlibur, pekerjaan membuat saluran pipa itu terus berjalan. Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, dan tahun pun terus berganti, pekerjaan ekstra itu mulai membuahkan hasil. Semula saluran itu hanya beberapa meter, semakin lama menjadi semakin panjang hingga ratusan meter. Setelah 5 tahun, pekerjaan membuat saluran pipa itu pun selesai. Seisi desa pada akhirnya merasa gembira karena bisa mendapatkan air kapan pun mereka butuhkan. Penduduk desa tidak lagi khawatir tidak kebagian air ketika pemasok air dengan ember itu sedang sakit atau sedang berlibur. Dan yang pasti, si pembuat saluran pipa air itu bisa menikmati hasil kerja kerasnya, penghasilan dari orang yang membeli air dari saluran pipanya itu melebihi penghasilan ketika ia harus bolak-balik memasoknya dengan ember.

 

Sementara sahabatnya mulai kewalahan memindahkan air secara manual dengan ember karena faktor usia dan kesehatannya yang mulai menurun. Si pembuat saluran pipa terus menghasilkan uang meskipun ia sedang makan, istirahat, bahkan ketika sedang berlibur sekalipun. Tidak ada lagi kata tidak mendapatkan uang kalau tidak mengangkut air dengan ember. Mengubah cara dan sistem kerja dengan membangun saluran pipa merupakan pemikiran yang visioner dalam usaha menghasilkan pendapatan yang berkesinambungan.

 

Cerita Bang Awan di dalam mobil itu menggetarkan hati saya. Sampai usia berapa saya bisa terus bekerja sampai larut malam? Sampai kapan saya mampu menanggung beban dengan cara yang sama? Walaupun sebelumnya saya sering membaca cerita-cerita semacam ini, tetapi cerita dari Bang Awan semalam benar-benar menginspirasi saya untuk terus merekonstruksi pemikiran tentang masa depan. Cerita yang merangsang otak saya untuk berpikir, bagaimana  cara mendongkrak semangat kerja dan mengelola mimpi menjadi kenyataan dengan cara yang sistematis, proaktif, dan innonvative? Saya harus mempersiapkannya dari sekarang dengan bekerja ekstrakeras dan ekstrawaktu dibanding yang lain.

 

Kita tidak akan pernah tahu kapan kesempatan itu akan datang, tetapi kita harus yakin dan percaya diri melanjutkan hidup dengan ketekunan dan kesabaran. Terus menambah bekal ilmu dan mengasah keterampilan adalah kewajiban kita sampai suatu saat ketika kesempatan itu datang menghampiri, kita sudah benar-benar siap menyambutnya dengan tangan terbuka. Insya Allah. [*]


Irvan Hq adalah CEO biem.co dan Ketua Umum Banten Muda Community. Di sela waktu padatnya bekerja di sebuah perusahaan, Irvan menyempatkan diri untuk terus menulis. Kolom Catatan Irvan ini adalah kanal yang merangkum tulisannya yang memotret  berbagai persoalan sosial kehidupan.

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button