KabarTerkini

Siswa SMKN 5 Kota Serang Tewas di Air Terjun Cigoong Serang

 

KOTA SERANG, biem.co – Seorang siswa SMKN 5 Kota Serang, Agung Badriawan menjadi korban tewas, diduga terseret ke dalam pusaran air di lokasi air terjun Curug Cigoong, Padarincang, Kabupaten Serang.

 

Kepala Seksi Pencegahan dan Mitigasi, Bidang Pencegahan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, Uus Kuswoyo menjelaskan, Agung kala itu pergi ke curug bersama 11 siswa dan 6 siswi SMKN 5 Kota Serang, ditambah satu orang siswi dari SMK Intan Husada Serang.

 

"Dari keterangan 18 orang teman korban, awalnya mereka tidak berniat mandi atau berenang, melainkan hanya selfie. Entah kenapa, tiga diantaranya Umam dan Adit termasuk Agung, pergi ke bawah air terjun," kata Uus Kuswoyo saat dihubungi, Rabu (13/4/2016).

 

Uus mengatakan, berdasarkan informasi, ketiganya hendak menembus air terjun untuk menyentuh dinding bebatuan yang ada di belakangnya.

 

"Saat itulah Umam terpeleset dan tercebur. Adit yang berada di dekatnya langsung menolong ketika tangan Umam meronta ke atas. Namun, ketika keduanya sadar Agung sudah lenyap, kata para saksi, korban rupanya juga terjatuh bersamaan dengan Umam hanya saja Adit tidak melihatnya," jelas Uus.

 

Uus mengungkapkan, jasad Agung baru bisa ditemukan setelah 18 jam tenggelam. Pihaknya dalam pencarian korban dibantu oleh Basarnas, TNI juga warga sekitar, termasuk kakak kandung korban.

 

"Kejadiannya pukul 13.30 WIB kemarin. Pencarian sempat dihentikan pada pukul 21.00 WIB. Dilanjutkan kembali pukul 06.00 WIB, jasad Agung baru bisa ditemukan dan dievakuasi  pukul 07.10 WIB pagi tadi," jelasnya.

 

Humas SMKN 5 Kota Serang, Mulkilah menjelaskan, 18 orang siswanya yang pergi ke curug tersebut, antara lain Ropii, Ajat, Andika, Aditia, Bahtiar, Deni, Fajar, Roni, Umam, Ruslan, Wahid, dan Fikri dari jurusan teknik komputer jaringan. Agung termasuk di dalamnya.

 

"Sementara sisanya dari Jurusan akutansi yaitu Ade Mulyani, Aini, Syifa, dan Wiwin. Seorang dari jurusan administrasi perkantoran, Isma. Dari SMK Intan Husada bernama Ditya. Seluruhnya kelas XII," jelasnya.

 

Dia menegaskan, kegiatan rombongan Agung itu bukanlah agenda yang sengaja dibuat oleh pihak sekolah, melainkan agenda siswa secara pribadi untuk mengisi waktu bebas paska ujian nasional.

 

"Mereka sedang bebas. Kami hanya himbau datang berseragam sekolah setiap hari Selasa, untuk update informasi perihal kelulusan," katanya.

 

Wali Kelas korban, Muhidin, mengaku kecewa dengan kurangnya perhatian pengelola Curug Cigoong dalam hal keselamatan pengunjung.

 

"Padahal untuk bisa masuk ke dalam lokasi curug, pengunjung dikenakan biaya. Mulai dari parkir, hingga masuk ke dalam, sebesar Rp15 ribu. Nyatanya, jangankan pelampung, pengawas saja tidak ada, harusnya seperti kolam renang," kata Muhidin sambil kesal.

 

Muhidin bilang, diantara para guru lainnya, dirinyalah yang pertama kali mendapat informasi peristiwa naas yang menewaskan anak didiknya itu.

 

"Dari teman saya yang wartawan, itu pun saya dapat kabar magrib. Padahal kejadiannya siang hari. Jadi saya yang justru menelepon anak yang ikut rombongan Agung, mereka tidak mengabarkan ke pihak guru," tukasnya.

 

Menurut pantauan, saat ini jenazah Agung telah dievakuasi dan dibawa ke rumah duka, yang berlokasi di perumahan safira, Ciracas, Kota Serang. (rizki)

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button