SERANG, biem.co — Pengetahuan mengenai kebencanaan bagi siswa SD, SMP, dan SMA sederajat di Banten selesai dibuat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten. Ini adalah untuk pertama kalinya di Indonesia.
Nantinya, para siswa akan mendapat bekal pelajaran kebencanaan yang dimasukan dalam muatan lokal (mulok). Hal tersebut mengingat Banten yang memilki tingkat bencana alam yang tinggi, karena memiliki banyak pantai dan dataran tinggi.
"Banten ini termasuk yang memiliki potensi bencana tinggi, bukan hanya banjir tahunan. Melainkan, tsunami, longsor, gempa bumi, dan puting beliung. Mulok kami nilai merupakan salah satu solusi dari upaya pencegahan kami, ketimbang melengkapi alat, lebih baik melengkapi pengetahuan manusianya," kata Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Mitigasi, BPBD Provinsi Banten, Uus Kuswoyo, ditemui usai rapat internal kajian akhir mulok kebencanaan di Jayakarta Hotel, Anyer, Kabupaten Serang, Kamis (24/3/2016).
Ia menilai, selama ini masyarakat terutama anak-anak hanya mendapat pengetahuan mengenai kebencanaan, dari mulut ke mulut dan sosilisasi pemerintah. Padahal, bencana alam bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, serta bisa menimpa siapa pun. Adanya mulok, diharapkan bisa menjadi kemampuan untuk membentengi diri sendiri dari hal tersebut.
"Misalnya banjir, selama ini kita semua tahu banjir karena melihat. Jadi bukan dari pelajaran di sekolah. Yang dipelajari sejak dahulu ialah penyebabnya seperti sampah, namun bagaimana menghadapinya belum pernah dipelajari secara formal," ujarnya.
Dirinya menjelaskan, pihaknya butuh waktu lebih dari dua tahun untuk menggodok rencana mulok tersebut. Menurutnya, bukan hanya pemerintah provinsi namun pusat dan daerah lain turut memberi apresiasi atas ide trobosan tersebut.
"Yang kami harapkan tentu ke depan, pada generasi muda yang telah dibekali pengetahuan ini lah, yang justru menjadi tim evakuasi dan mampu mengevakuasi dirinya serta lingkungan sekitarnya, ketika bencana terjadi," kata Uus.
Uus berjanji, mulok tersebut bakal masuk di tahun ajaran baru, di sejumlah sekolah di Banten, secara bertahap sampai akhirnya menyeluruh. (rizki)