KOTA SERANG, biem.co – Pemerintah Provinsi Banten tengah fokus menekan angka buta aksara yang mencapai 51 ribu jiwa. Salah satunya, merencanakan kegiatan gemar membaca bagi para ibu. Upaya yang dilakukan dengan program perpustakaan keliling di pelosok Banten.
"Ibu, seyogyanya merupakan guru dan gudang ilmu bagi anaknya sendiri. Sebelum menginjak bangku sekolah, peran Ibu dalam mengajar anak membaca sangatlah penting. Maka dari itu, gerakan membaca tidak hanya kami tekankan pada anak usia dini, namun juga kepada para Ibu," kata Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Dewi Indiarti Rano, ditemui usai membuka kegiatan acara Forum Data Pembangunan dan Focus Group Discussion, di wisata baru Hotel Senin (21/3/2016).
Menurut istri Gubernur Banten Rano Karno itu, saat ini minat baca para Ibu di Banten perlu ditingkatkan lagi. Pihaknya menilai, mereka yang telah menjadi Ibu rumah tangga cenderung jarang membaca. Padahal, tuntutan memberikan ilmu pengetahuan sejak dini berada di pundak mereka. Dewi berjanji, pihaknya turut ikut terjun langsung ke lapangan untuk mengajak para ibu. Langkah itu, akan dimulai dari daerah Banten Selatan yang dinilai sebagai kawasan pelosok.
Baca juga: Dari 51 Ribu Penduduk Banten yang Buta Aksara, Warga Baduy Tidak Termasuk
"Makanya ini juga menjadi tugas TP PKK untuk mendorong para Ibu, terutama yang sudah melek baca, agar mau tetap membaca. Sehingga, bisa menularkan kepada anaknya. Jadi jangan hanya mengandalkan ilmu pelajaran dari sekolah saja," ujar Dewi.
Seketaris Badan Perpusakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Banten, Yaya Suhendar, mengatakan sesuai amanat edaran Perpusatakaan Nasional bulan Februari 2016 lalu, tentang gerakan perpustakaan keliling di lingkungan pemerintah kabupaten, kota dan provinsi se-Indonesia. Pihaknya tengah mensinergikan program kegiatan bersama pemerintah kabupaten dan kota dalam penentuan jadwal dan titik lokasi menggelar perpustakaan keliling tersebut.
"Salah satu upaya menekan angka buta aksara, kami rutin menggelar perpustakaan keliling terutama di pelosok Banten. Yang sedang kami lakukan ialah mensinergikan program tersebut dengan pemerintah kabupaten dan kota di Banten, agar serentak melakukannya, sebab sasaran masyarakatnya kan sama. Sehingga tidak dua atau tiga kali melakukannya, cukup sekali namun tepat," kata Yaya Suhendar.
Menurutnya, saat ini Pemprov sendiri memiliki tujuh unit mobil perpustakaan keliliing. Bila sinergitas dengan pemerintah kabupaten dan kota mampu berjalan baik, di satu titik akan berkumpul puluhan mobil di waktu bersamaan, sehingga dinilai akan menjadi daya tarik bagi masyarakat yang dikunjungi. (rizki)