biem.co — Sahabat, iri dan dengki adalah dua sifat yang akan ‘membunuh’ ketika dibiarkan tumbuh dalam diri kita. Mari kita belajar dari kisah sederhana berikut ini.
Di sebuah desa, hidup ada dua ekor anak sapi yang dipelihara oleh keluarga petani. Keluarga itu memiliki seorang gadis, dan memelihara beberapa ekor kelinci.
Keluarga petani memperlakukan para kelinci itu dengan sangat baik. Mereka memberinya makan yang banyak, dengan sayuran-sayuran segar dan terbaik.
Kedua anak sapi melihat hal ini. Mereka bekerja keras menarik bajak di sawah dan gerobak di jalan-jalan.
Anak sapi yang muda berkata kepada kakaknya, “Kak, kita bekerja keras di rumah ini. Kita memberi kesejahteraan bagi keluarga mereka. Tapi mereka hanya memberi kita makan dengan rumput dan jerami. Sementara si kelinci yang tidak memberikan dukungan apa pun bagi keluarga, tetapi mereka memberinya makan dengan makanan yang menyenangkan. Mengapa mereka harus mendapatkan perlakuan khusus seperti itu? Sementara kita, Kak?” lirihnya dengan nada sedih bercampur iri.
Kakak sapi yang bijak menjawab, “Oh, Adikku, berbahaya bila iri kepada siapa pun. Karena itu, jangan pernah iri kepada para kelinci karena mereka diberi makanan yang lezat oleh tuan kita. Asal kautahu, Adikku, apa yang ia makan adalah benar-benar makanan kematian. Akan ada upacara pernikahan untuk putri tuan rumah kita, dan kelinci teman-teman kita itu akan menjadi menu pesta pernikahan. Itu sebabnya ia dimanja dan makanan yang lezat itu.
“Dalam beberapa hari tamu pesta tiba. Kemudian para kelinci itu akan diseret kakinya, dibunuh, dan dibuat menjadi sate untuk menu pesta,” tutur anak sapi tertua kepada adiknya.
Benar saja. Dalam beberapa hari kemudian, para tamu pernikahan tiba. Semua kelinci yang gemuk-gemuk itu diseret dan disembelih. Seperti yang dikatakan oleh anak sapi tua, ia dimasak dengan daging yang diiris-iris kecil, ditusuk dan dibakar menjadi sate.
Di suatu hari setelah pesta usai, anak sapi yang lebih tua bertanya kepada adikknya, “Adikku, apakah kau melihat apa yang terjadi pada teman-teman kita itu?”
Si anak sapi muda menjawab pertanyaan kakaknya, “Ya, Kak… sekarang aku mengerti.
Anak sapi yang lebih tua melanjutkan, “Ini adalah hasil dari diberi makan makanan yang lezat yang membuat dirimu iri, Adikku. Rumput dan jerami kita seratus kali lebih baik daripada sayuran yang segar dan aneka wortel yang manis. Makanan kita tidak membahayakan kita, tapi malahan menjanjinkan umur panjang.”
Demikianlah, Sahabat, jangan sampai iri dan dengki menguasai hati kita. Bersyukur adalah cara terbaik menuju kebahagiaan sejati. (red)