SERANG, biem.co — Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten terus berupaya meningkatkan kesejahteraan petani dengan pembangunan pertanian, khususnya hortikultura yang berdaya saing. Salah satu bentuk upaya yang dilakukan adalah menghadirkan para petani, organisasi pemuda, serta pemerintah dalam satu kegiatan General Stadium Pertanian di Auditorium Badan Perencanaan daerah Provinsi Banten, Selasa (22/12/2015).
Mengusung tema “Quo Vadis Komoditi Strategis Hortikultura di Indonesia”, Ketua Panitia Asep Mulya Hidayat yang juga merupakan Kepala Bidang Produksi Hortikultura Distanak Provinsi Banten, menuturkan, kegiatan ini bertujuan memberi ‘pencerahan’ kepada para petani untuk mengembangkan potensi pertanian yang sangat besar di Banten.
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya, mantan Menteri Pertanian RI periode 2004-2009 Anton Apriyatono.
Antor memaparkan tentang gerakan pemuda dalam membangun pertanian.
"Banyak masyarakat kita yang protes dengan kebijakan impor buah, tapi sedikit yang mau mengembangkan potensi pertanian yang begitu besar di negara ini. Peran pemuda sangat dibutuhkan. Ayo lakukan perubahan," katanya.
Menurutnya, untuk mewujudkan kesejahteraan dari peningkatan hasil pertanian di Indonesia, harus berawal dari perbaikan pola pikir petani yang dinilai dapat menghambat pembangunan di bidang pertanian.
“Dari zaman dahulu, kita dikenal sebagai negara dengan komoditi rempah-rempah yang melimpah. Kita ini rajanya rempah-rempah. Ayolah jangan minder, sampai hari ini kita masih impor minyak kayu putih dari luar. Kembangkan potensi perkebunan, rempah-rempah, dan hortikultura. Kita pasti bisa,” ujar Anton.
“Petani harus mau mengubah mindset,” tegasnya.
Anton menilai, kombinasi dari rempah-rempah, perkebunan, dan hortikultura yang apabila dikelola secara baik dan maksimal, akan sangat membantu perbaikan ekonomi petani.
“Contohnya karet, selama ini petani kita masih fokus pada karetnya saja. Coba lihat, banyak sekali produk turunan dari karet yang bisa kita kembangkan. Kalau ini sama-sama kita maksimalkan, tentu pendapatan petani akan semakin membaik,” ujarnya.
Turut hadir narasumber lain seperti Asisten Menteri Pertanian RI Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional Hasanudin Ibrahim yang memaparkan tentang produksi dan tata niaga hortikultura di Indonesia, serta peneliti durian asal Kalimantan Utara Luthfi Bansir yang telah sukses mengembangkan beberapa varietas durian unggul. (red)