biem.co — Belum banyak pengunjung yang berlibur di Pantai Sawarna yang berada di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pada akhir pekan biasa, pengunjungnya hanya mencapai ratusan. Pengunjung bisa mencapai ribuan saat libur hari besar. Padahal, pantai ini menyimpan pesona tersendiri.
Menurut Petugas UPTD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kecamatan Bayah, Tisna Nurhaedi, pengunjung Pantai Sawarna pada hari libur akhir pekan hanya mencapai 200-300 orang.
"Libur Sabtu dan Minggu mah nggak banyak pengunjung, paling 200-350 orang. Beda sama libur hari besar, kayak lebaran atau tahun baru, pengunjung bisa mencapai 1.000 bahkan 1.500 orang," bebernya.
Petugas 53 tahun itu menambahkan, Pantai Sawarna yang dikenal sebagai "The Hidden Paradise In Banten" (Surga tersembunyi di Banten), pada hari-hari biasa juga dikunjungi wisawatan, tapi tidak sebanyak hari libur akhir pekan.
"Hari biasa juga ada pengunjung, tapi tidak lebih dari 100 orang. Ya, kalau dilihat rata-rata perhari sekitar segitu (100 orang), parkir mobil juga gak sampai seperempatnya yang terisi," tandas Tisna sambil menunjuk lahan parkir di depan tempatnya duduk saat itu.
Terpisah, Iyan, 24, penarik ojek dari tempat parkir ke Pantai Tanjung Layar, menyatakan Pantai Sawarna sudah dikenal banyak orang tapi pengunjungnya belum menyamai Pantai Carita di Anyer.
"Pantai Carita sudah banyak pengunjungnya karena di sana sudah banyak hotel, kalau di sini (Pantai Sawarna) belum ada hotel. Di sini baru ada penginapan-penginapan kecil, jumlahnya juga belum banyak," katanya.
Dia pun senada dengan Tisna, menyatakan bahwa hari-hari biasa tak begitu banyak pengunjung ke sana. "Hari biasa atau libur malam mingguan saya paling dapat penumpang lima sampai sepuluh orang, beda dengan libur lebaran atau tahun baru. Libur lebaran atau tahun baru saya bisa dapat 50-60 penumpang," tuturnya sambil tersenyum.
PANTAI TANJUNG LAYAR | Batu besar yang berdiri menjulang di bibir pantai, dari kejauhan terlihat seperti layar kapal. © Rommy Roosyana
Padahal pantai eksotik dan indah ini cocok untuk tempat wisata keluarga maupun bagi yang ingin berpetualang. Ada ciri khas dari Pantai Sawarna yang menjadi daya tarik, yakni batu besar yang oleh warga setempat disebut "batu layar". Batu besar itu berada di bibir pantai yang airnya masih bersih dari polusi.
Pasir yang menghampar di pesisir juga terlihat bersih, membuat Pantai Sawarna seperti masih perawan. Air lautnya jernih, lengkap dengan pemandangan asri dari hijaunya pepohonan hutan tropis di sekelilingnya.
Di pantai yang terbentang sepanjang 65 kilometer ini, pengunjung bisa berjalan-jalan untuk berfoto dengan latar belakang lautan yang menghadap ke Samudera Hindia.
Dari pinggir jalan tempat memarkir kendaraan, pengunjung mesti melewati sawah-sawah licin, mendaki, jalanan melewati kebun dan hutan yang terjal untuk menuju Pantai Legon Pari. Perjalanan mengasyikkan itu akan terbayar dengan pemandangan yang memanjakan mata.
Jika bosan di Pantai Legon Pari, pengunjung juga bisa melanjutkan perjalanan menuju Pantai Tanjung Layar, dengan menyusuri pantai yang landai. Di Tanjung Layar inilah, terdapat sesuatu yang berbeda, di sini terdapat batu yang berdiri tegak tak jauh dari bibit pantai berbentuk mirip layar kapal.
"Makanya, pantai ini disebut Tanjung Layar, karena ada batu yang seperti layar kapal," ungkap Adin, 38, warga setempat.
Terpisah, Syaeful Rohman, 21, pengunjung Pantai Sawarna asal Kota Sukabumi mengatakan, keindahan pantai yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia itu tak kalah dengan pantai-pantai di Jawa Barat.
"Sawarna masih 'perawan', belum tercemar polusi-polusi yang membuat tak nyaman pengunjung. Karena bikin betah, saya sudah tiga kali ke sini," ungkap mahasiswa STMIK Pasim Sukabumi ini.
Gelombang Tinggi dan Karang Membentang
Luasnya bentang pesisir membuat masyarakat setempat menamai beberapa kawasan di gugusan Pantai Sawarna ini, di antaranya Pantai Ciantir, Pantai Tanjung Layar, Pantai Karang Bokor, Pantai Karang Seupang, Pantai Karang Taraje, Pantai Legon Pari, dan Pantai Pulo Manuk. Bahkan ada juga obyek wisata goa, seperti Goa Lalay dan Goa Langir.
Pantai di selatan Provinsi Banten itu sebenarnya punya kelebihan yang menarik para wisatawan asing. Berlokasi sekitar 5 jam dari Jakarta, Sawarna tak hanya menyimpan pesona dengan pantai-pantainya yang indah. Sawarna juga memiliki ombak-ombak yang menantang untuk diarungi para peselancar. Ombak besar di Pantai Ciantir misalnya, menantang para peselancar untuk menaklukkannya.
"Gelombangnya cukup tinggi, banyak wisatawan asing yang datang untuk berselancar. Iya, di sini memang cocok dikembangkan wisata bermain selancar," ungkap Nuryadi, 53, pemilik warung di Pantai Ciantir. Pantai Tanjung Layar, Legon Pari, dan Karang Bokor, juga layak dijajal.
Tidak cuma berselancar, di Sawarna juga bisa menyusuri gua lalay (gua kelelawar), atau memanjat tebing karang yang banyak terdapat di pantai-pantai di kawasan Sawarna. Saking banyaknya, kawasan Sawarna bisa jadi target pemanjat tebing selain peselancar lokal dan mancanegara.
Namun saat tertentu, Sawarna juga mengundang bahaya. Cuaca pesisir pantai selatan Lebak yang berhadapan langsung perairan Samudera Hindia memiliki karakter berbeda dengan pantai Banten bagian utara.
BMKG Banten pernah melaporkan prakiraan tinggi gelombang perairan Selatan Lebak berkisar 2,0 meter sampai 2,5 meter dengan rata-rata kecepatan angin 24 kilometer per jam. Tiupan angin bergerak dari tenggara dengan kisaran tiga sampai 12 knot.
Selain gelombang pantai selatan Lebak yang cukup tinggi, kawasannya juga banyak karang, sehingga pengunjung yang berenang di sekitar pantai harus berhati-hati.
PANTAI LEGON PARI | Pengunjung menikmati pasir di kawasan Pantai Legon Pari © Rommy Roosyana
Rute Menuju Pantai Sawarna
Perjalanan menuju Pantai Sawarna bisa ditempuh melewati beberapa jalur. Dari Jakarta bisa melalui dua rute perjalanan yang melintasi dua jalur utama. Dari Jakarta menuju Serang, kemudian mengambil arah ke Pandeglang, lalu ke arah Malingping dengan tujuan akhir Bayah. Jika sudah sampai Bayah, banyak petunjuk arah yang mengarahkan pengemudi ke Pantai Sawarna.
Rute lainnya, dari Jakarta menuju Bogor melalu jalan tol dengan tujuan akhir Gerbang Tol Ciawi, dari Ciawi menuju Sukabumi. Sesampainya di wilayah Sukabumi, sebelum Cibadak ada pertigaan menuju Palabuhan Ratu. Kemudian dari Palabuhan Ratu perjalanan masih berlanjut hingga Cisolok.
Jika perjalanan masih siang, sepanjang Cisolok hingga Karang Hawu disuguhi pemandangan pantai yang terlihat tak jauh dari pinggir jalan. Dari Pantai Karang Hawu, perjalanan tak terlalu lama. Setelah melintasi tanjakan yang dihiasi kelokan-kelokan tajam, sampailah di Bayah. Sesampai di Bayah, langsung ke tujuan akhir Pantai Sawarna.
Jika ingin berkunjung ke Pantai Sawarna menggunakan angkutan umum, pilihan pertama dari Jakarta adalah naik angkutan menuju Bogor. Dari Bogor naik angkutan lagi menuju Pelabuhan Ratu. Dari Pelabuhan Ratu, tersedia angkutan berjenis mobil Elf menuju Bayah, dan turun di Simpang Ciawi. Dari Simpang Ciawi, bisa memilih ojek menuju Sawarna. Perkiraan, menghabiskan ongkos sekitar Rp100.000 – Rp150.000.
Pilihan lainnya, dari Jakarta naik angkutan menuju Serang. Dari Serang bisa naik Damri menuju Bayah. Dari Bayah ke Sawarna, bisa menggunakan ojek. Total biaya untuk perjalanan ini berkisar Rp75.000 – Rp100.000 (bisa berbeda tergantung tarif).
Penulis: Rommy Roosyana via beritagar.id