KabarTerkini

Bahasa Indonesia Ditargetkan Menjadi Bahasa Perajut Kebinekaan Bangsa di Tingkat Asean

 

JAKARTA, biem.co — Dalam rangka memperingati 70 Tahun Hari Jadi Bahasa Negara, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, menggelar Seminar dan Lokakarya Kebahasaan Adat dengan mengangkat tema “70 Tahun Negara Berbahasa Indonesia: Merajut Kebinekaan Bangsa Menuju Bahasa MEA”. Kegiatan semiloka ini berlangsung pada tanggal 17—21 Agustus 2015 di Hotel Kartika Chandra, Jakarta.

 

Hadir dalam acara semiloka, perwakilan lembaga adat dari berbagai daerah di Indonesia, peneliti/akademisi dari lingkungan Badan Bahasa dan perguruan tinggi, guru, anggota masyarakat umum, serta undangan khusus diaspora Indonesia dari berbagai negara.

 

Kepala Badan Bahasa, Prof. Dr. Mahsun, M.S., mengungkapkan kegiatan ini bertujuan membangun sikap positif masyarakat Indonesia, terutama masyarakat adat, guna memajukan bahasa negara di dunia internasional. Dalam kerangka Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) khususnya, bahasa Indonesia ditargetkan menjadi bahasa perajut kebinekaan bangsa di tingkat Asean. Target ini tidak berlebihan karena bahasa Indonesia sudah terbukti mampu merajut kebinekaan yang sangat kompleks dalam berbagai aspek di Indonesia.

 

“Untuk merealisasikan target bahasa Indonesia sebagai bahasa MEA, Badan Bahasa melakukan berbagai upaya di antaranya memperkuat bahasa Indoensia di masyarakat Indonesia sendiri melalui kegiatan literasi, standarisasi Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), penyusunan berbagai kamus, kajian kebahasaan, pengembangan pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing di Indonesia dan berbagai negara,” katanya.

 

Prof. Dr. Mahsun, M.S. menjelaskan pada 2015 bangsa Indonesia mulai terintegrasi dengan bangsa-bangsa lain melalui Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Pada era integrasi Asean ini, negara Indonesia memerlukan kebijakan strategi dan diplomasi kebahasaan untuk memajukan bahasa Indonesia agar menjadi bahasa sesama warga MEA.

 

“Untuk itu, diplomasi perlu dijalankan, antara lain oleh warga Indonesia yang telah tersebar di luar negeri. Penyebaran bahasa negara ini merupakan pemanfaatan potensi bahasa sebagai wujud keikutsertaan Indonesia memajukan dunia, khususnya kawasan Asean, sebagaimana cita-cita Proklamasi,” tambahnya.

 

Selain kegiatan semiloka, dalam peringatan hari bersejarah ini juga dilaksanakan acara pemberian Anugerah Tokoh Kebahasaan kepada tokoh inspiratif dalam penyebaran bahasa negara Indonesia di luar negeri dan peluncuran Gerakan Literasi Sekolah dalam rangka pengembangan strategi dan diplomasi untuk menumbuhkan budi pekerti anak sekolah.

 

Sejumlah lembaga adat yang berpartisipasi dalam semiloka itu di antaranya: Lembaga Adat Masyarakat Sumenep, Dewan Adat Dayak, Lembaga Adat Desa Pekraman Bali, Lembaga Adat Bugis Sulawesi Selatan, dan Majelis Adat Kuwali Sulteng. Sementara dari Banten, diwakili urang Baduy dan Masyarakat Adat Cisungsang. Pada akhir kegiatan itu diharapkan dapat dihimpun bahan awal pengembangan laboratorium kebinekaan bahasa di Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan, Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. [NE]

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button