Oleh Rapih Herdiansyah
biem.co – Kehadiran dan perubahan teknologi komunikasi merupakan penanda dari sebuah kemajuan dalam proses komunikasi manusia. Seorang professor komunikasi asal Amerika Serikat, Everett Rogers, dalam buku Communication Technology (1986) mengungkapkan ada empat era perkembangan komunikasi manusia, antara lain the writing era, the printing era, telecommunication era, dan interactive communication era.
Pembagian perkembangan era komunikasi tersebut, jelas dilakukan dengan memakai sudut pandang penggunaan teknologi komunikasi oleh manusia. Tentunya dilakukan melalui perantara sebuah media.
Mengulas empat era perkembangan komunikasi menurut Rogers, jauh sebelum ditemukan mesih cetak pada 1946, komunikasi masyarakat masih menggunakan cara tulisan yang disebut the writing era. Pada era itu, proses komunikasi secara massal maupun komunikasi antar pribadi, masih memiliki batasan-batasan, seperti masalah distribusi pesan dan waktu.
Begitu pula dengan proses komunikasi informasi yang terjadi di era cetak (the printing era), masih mengalami hambatan-hambatan, terutama dalam proses distribusi pesan yang diproduksi, tidak dapat langsung tersampaikan (delayed) atau tidak real time.
Seiring dengan perkembangan zaman, proses penyebarluasan informasi dan komunikasi saat ini, telah ditandai dengan hadirnya media baru (new media), yang biasa disebut dengan istilah internet. Keberadaan internet saat ini sudah menjadi kekuatan terpenting dalam kegiatan komunikasi dan interaksi manusia dalam aktivitas dan kehidupan sehari-hari.
Straubhaar dan LaRose (2002: 14) menyebut bahwa ada perubahan terminologi menyangkut media. Perubahan itu berkaitan dengan perkembangan teknologi, cakupan area, produksi masal (mass production), distribusi massal (mass distribution), sampai pada efek yang berbeda dengan apa yang ada di media massa.
Adapun menurut John Vivian (2008: 262-264), keberadaan media baru seperti internet bisa melampaui pola penyebaran pesan media tradisional; sifat internet yang bisa berinteraksi mengaburkan batas geografis, kapasitas interaksi, dan yang terpenting bisa dilakukan secara real time.
Sarana komunikasi menggunakan internet (media baru), telah menjadi kebutuhan penting, termasuk dalam kegiatan/aktivitas dalam organisasi, mulai dari perusahaan, sampai dengan di lingkungan pemerintahan.
Pemanfaatan Sarana
Di Provinsi Banten, kesadaran terhadap pemanfaatan sarana komunikasi yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi masih relatif rendah. Selain karena permasalahan teknis ketersediaan sarana prasarana, pemahaman masyarakat terhadap penggunaan teknologi informasi komunikasi, juga menjadi faktor. Masyarakat masih berkutat pada media mainstream. Contohnya, jika berbicara informasi berita, pemahaman masyarakat masih berkutat pada media cetak (koran).
Terkait saresehan yang digelar biem.co, dengan tema "Pejabat dan Tuntutan Pelayanan Masyarakat”, tentu yang menjadi fokus adalah tuntutan masyarakat terhadap pelayanan pejabat. Pejabat yang dimaksud adalah mereka yang berada di lingkungan pemerintahan, sebagai pelaksana pelayanan. Artinya, pelayanan-pelayanan pemerintahan tentu harus menyesuaikan dengan tuntutan masyarakat, salah satunya kecepatan dan kemudahan dan transparan.
Dalam proses pengadaan barang dan jasa (lelang/tender) di lingkungan pemerintahan, yang sebelumnya mengacu pada Keppres Nomor 80 Tahun 2003, kini telah berubah. Dengan peraturan tersebut, biasanya kita melihat pengumuman pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui media cetak atau melalui pengumuman dinding di perkantoran. Namun kali ini, pengumuman lewat media cetak sudah mulai ditinggalkan. Proses dan mekanisme pengadaan barang dan jasa di lingkungan pemerintah sudah menggunakan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) atau online.
Layanan pengumuman kegiatan pengadaan secara online juga diterapkan hampir di seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hingga instansi vertikal seperti kepolisian dan kejaksaan. Bahkan, sudah banyak perusahaan swasta yang mulai menerapkan sistem kerja sama dengan rekanan secara online, melalui website perusahaan.
Artinya, sarana teknologi informasi komunikasi sebenarnya sangat berguna untuk tujuan kemudahan dan efisiensi. Efisiensi dari penggunaan media teknologi informasi, di antaranya mengenai waktu dan biaya. Misalnya, dengan cara lelang elektronik, masyarakat/pengusaha sebagai penyedia barang dan jasa, tidak perlu lagi mendatangi kantor pemerintahan untuk melihat pengumuman lelang/tender.
Masyarakat/pengusaha bisa melihat dari jarak jauh, menggunakan sarana teknologi informasi. Masalah biaya yang sebelumnya terjadi pada proses kegiatan pengadaan barang dan jasa, kini bisa lebih efisien. Jika sebelumnya masyarakat/pengusaha harus menyiapkan berkas dokumen kelengkapan perusahaan yang dicetak menggunakan kertas, kini dalam pengadaan secara elektronik, masyarakat/pengusaha tinggal meng-upload dokumen kelengkapan perusahaan secara online. Tidak perlu mengantar berkas/dokumen ke kantor yang mengadakan pekerjaan, melainkan bisa dilakukan dari jarak jauh menggunakan fasilitas internet (online). Itulah manfaat dari teknologi.
Jika membahas teknologi, dalam sebuah teori komunikasi diungkapkan bahwa teknologi diciptakan sebagai ekstensi (perpanjangan tangan) bagi manusia. Dan saat ini, sudah ada teknologi informasi dan komunikasi yang diciptakan untuk kemudahan (internet/online), namun mengapa tidak dimanfaatkan?
Sedikit mengulas tentang teori komunikasi yang dimaksud di atas, yaitu teori determinisme teknologi. Teori ini dikemukakan oleh Marshal Mc Luhan pada 1962 melalui tulisannya yang berjudul “The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic Man”.
Dasar dari teori ini mengemukakan bahwa berbagai macam cara berkomunikasi yang mengalami perubahan akan membentuk keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi menentukan cara seorang individu berpikir dan berperilaku dalam masyarakat.
Pada akhirnya, teknologi akan mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu masa teknologi ke masa teknologi lainnya. Faktanya sudah kita alami. Kalangan jurnalis, sebelum ada fasilitas internet, masih menggunakan cara mengirim hasil liputan ke kantor redaksi menggunakan jasa pos atau kurir pengiriman lain. Namun era itu sudah berubah. Kini jurnalis bisa dengan mudah dan cepat mengirim materi hasil liputan ke dapur redaksi. Bahkan, bukan yang hanya berbentuk tulisan, materi hasil liputan berupa gambar/video bisa dikirim dari jarak jauh menggunakan fasilitas internet. Seperti yang dilakukan jurnalis televisi saat ini sudah tidak perlu mengirim kaset menggunakan jasa kernet angkutan umum, melainkan sudah menggunakan medium file transfer protocol (FTP) yang langsung terhubung ke server redaksi.
Kembali pada pembahasan teknologi sebagai perpanjangan dari manusia, sebenarnya dari masa ke masa, sudah banyak lahir teknologi. Mesin ketik juga merupakan teknologi karena manusia tidak perlu lagi menulis dengan tangan. Begitu juga dengan kendaraan (mobil, sepeda motor) adalah perpanjangan kaki manusia. Kini teknologi telah memperpendek jarak, mempercepat komunikasi, dan memberikan kita sebuah dunia yang jauh berbeda dari yang dialami generasi sebelumnya.
Pembahasan dasar dari teori determinisme teknologi tersebut, dikelompokkan oleh Mc Luhan menjadi empat periode sejarah kehidupan manusia, antara lain Tribal Age (Era Suku/ Purba); Literate Age (Era literal/ Huruf); Print Age (Era Cetak); Electronic Age (Era Elektronik).
Welcome at New Media Age
Pertanyaan sekarang, pada era mana kita berada? Jawabannya adalah, kita sudah memasuki dan berada di ‘Era Media Baru”. Mengapa disebut demikian, berikut saya uraikan sedikit penjelasan teoritisnya.
Keberadaan perangkat teknologi digital, seperti komputer dan perangkat teknologi canggih lainnya saat ini sudah kita jumpai dengan berbagai rupa dan fungsi. Begitu juga jaringan teknologi informasi dan komunikasi sudah bisa mengakses hampir semua yang dibutuhkan manusia.
Kalimat media baru, merupakan istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Dalam komunikasi, dikenal teori media baru (new media).
Teori media baru merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy, yang mengemukakan bahwa media baru merupakan teori yang membahas mengenai perkembangan media. Dalam teori media baru, terdapat dua pandangan, pertama yaitu pendangan interaksi sosial, yang membedakan media menurut kedekatannya dengan interaksi tatap muka.
Dalam konteks ini, Pierre Levy memandang World Wide Web (WWW) sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel, dan dinamis, yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada masyarakat.
Media baru merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif, dan dapat berfungsi secara private maupun secara public. (Mondry, 2008: 13).
Pemanfaatan Media Baru oleh Masyarakat
Jika kita lihat, tak ada satu pun segi kehidupan manusia saat ini yang tak bersinggungan dengan teknologi, salah satunya teknologi media. Terlebih lagi di zaman modern saat ini, mulai dari orang tua, sampai dengan balita, sudah terbiasa dengan teknologi yang disebut handphone/smartphone atau sejenisnya.
Penggunaan teknologi komunikasi tersebut juga bermacam-macam, di antaranya untuk memenuhi kebutuhan informasi, kebutuhan hiburan sampai kebutuhan kerja. Pedagang saat ini pun sudah mulai berjualan online, tidak perlu lagi menjajakan barang dagangannya di toko atau di lapak penjualan.
Untuk pemenuhan kebutuhan informasi, masyarakat sudah tidak harus lagi membeli surat kabar/majalah dan media cetak lainnya, melainkan bisa memperoleh melalui sebuah perangkat pintar (smartphone) yang digenggam sehari-hari. Bahkan mendengar radio dan menonton televisi juga sudah bisa dilakukan secara online.
Implementasi Cyber Public Relations Pemerintah Provinsi Banten
Kemudian, bagaimana dengan pemanfaatan sarana teknologi media baru di lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten? Dalam konteks ini, saya memfokuskan pada pemanfaatan sarana teknologi media baru pada aktivitas/kegiatan yang dilakukan oleh Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Banten. Hal ini sebagaimana penelitian/tesis komunikasi saya yang berjudul “Implementasi Cyber Public Relations Pemerintahan dalam Upaya Membangun Reputasi Institusi”.
Bahwa pengembangan cyber public relation untuk beberapa kepentingan organisasi/perusahaan termasuk institusi pemerintahan saat ini, merupakan cara yang dinilai lebih efektif untuk menjangkau komunikasi ke publik. Terlebih lagi, audiens atau publik saat ini lebih memilih untuk mencari informasi melalui sarana media baru (via online/internet), karena dianggap mudah dan lebih cepat.
Dalam konteks institusi pemerintahan, Cyber Public Relations menjadi suatu sarana bagi pemerintah untuk melakukan publikasi, penyampaian pesan, dan sumber informasi bagi masyarakat. Seperti halnya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Banten, yang telah memanfaatkan Cyber Public Relations sebagai sarana komunikasi dan penyampaian informasi tentang pemerintahan kepada masyarakat.
Cyber Public Relations yang dilakukan Pemerintah Provinsi Banten salah satunya dilakukan di Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Banten. Dalam menjalankan aktivitas Cyber Public Relations, Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten pertama menggunakan website, dengan alamat situs:
www. humasprotokol.bantenprov.go.id.
Aplikasi Cyber Public Relations melalui website tersebut, dimanfaatkan dengan cara memuat informasi tentang program kerja pemerintahan, informasi tentang Provinsi Banten, serta kegiatan-kegiatan pimpinan seperti Gubernur, Wakil Gubernur dan Sekretaris Daerah.
Selain melalui website, aktivitas Cyber Public Relations yang dilakukan Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten juga untuk keperluan penyebarluasan informasi melalui media massa serta media online dan media sosial (media baru).
Aktivitas Cyber Public Relations yang dilakukan Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten dalam berhubungan dengan perusahaan-perusahaan media, dilakukan dengan cara mengirimkan press release kegiatan-kegiatan pimpinan ke email redaksi atau langsung ke alamat email wartawan yang bertugas melakukan peliputan di lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten.
Berdasarkan fakta tersebut, memang perlu diteliti lebih lanjut bagaimana penerapan Cyber Public Relations oleh Humas Pemerintah Provinsi Banten, serta sejauh mana efektivitas dari penerapan Cyber Public Relations tersebut terhadap upaya membangun citra positif untuk lembaga/institusi, termasuk citra pimpinannya.
Tentunya, berbicara pelayanan dan tuntutan masyarakat terkait pemanfaatan teknologi informasi komunikasi, masih banyak yang perlu disiapkan dan diperbuat oleh pelaksana-pelaksana teknis pelayanan di lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten. Tentunya, memanfaatkan teknologi informasi komunikasi untuk penunjang pelayanan, adalah sebuah keharusan. Banten harus bersiap diri menuju era digital government. Lakukan sekarang, atau tetap menjadi yang tertinggal!
Tulisan ini disampaikan pada kegiatan Sarasehan biem.co dengan tema "Pejabat dan Tuntutan Masyarakat" pada Rabu, 8 Juli 2015 di Serang. Untuk mengunduh materi utuh, klik di sini!
Rapih Herdiansyah, Sarjana Ilmu Komunikasi Jurusan Jurnalistik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten, dan tengah mengambil Magister Ilmu Komunikasi Jurusan Media Industry & Business di Universitas Mercu Buana, Jakarta. Saat ini memimpin perusahaan NEWSmedia.co.id (Portal Berita Online).