InspirasiOpini

Fenomena Budaya Korea di Indonesia, Untung atau Rugi?

biem.co – Apa yang terlintas dipikiran ketika mendengar Full House, Super Junior, SNSD, Gangnam Style dan Kimchi? Pasti langsung muncul nama suatu negara, Korea Selatan. Sebenarnya, ada apa sih dengan hal-hal yang berbau Korea yang beberapa tahun ini marak, tak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia?

Hallyu atau Korean Wave adalah sebuah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya Pop Korea atau gelombang Korea secara global di berbagai negara di dunia termasuk negara Indonesia, atau secara singkat mengacu pada globalisasi budaya Korea (Pertiwi, 2013).

Di Indonesia, budaya Korea berkembang pesat terdiri dari beberapa aspek seperti drama, fashion, food, dan K-pop. Drama Korea biasanya digemari oleh masyarakat karena film tersebut berbentuk drama percintaan yang sampai saat ini masih banyak yang nonton seperti Full House dan Boys Before Flowers. Selain membahas percintaan, biasanya di dalam drama-drama tersebut juga menanamkan nilai-nilai yang positif seperti mengajarkan untuk sopan santun kepada yang lebih tua. Tidak hanya drama saja yang digemari oleh masyarakat, musik Korea atau biasa disebut K-pop sangat banyak digemari terutama dikalangan remaja seperti Super Junior, SNSD, Big Bang, dan sebagainya. K-pop memang menjadi iconnya Korea karena memiliki jumlah anggota yang cukup banyak dan memberikan dance pada saat bernyanyi, disamping tentunya fisik mereka yang cukup menarik. Kostum yang digunakaan saat bernyanyi pun menggunakan warna-warna yang cerah. Seperti yang kita tahu bahwa warna cerah memang dapat menarik perhatian seseorang, sehingga gaya busana ala Korea banyak diikuti oleh anak muda Indonesia. Selain warna bajunya yang cerah, kulit mereka pun putih dan berbadan langsing yang dapat membuat seorang wanita ingin memiliki warna kulit dan badan seperti mereka dan para lelaki menggemarinya. Oleh karena itu, banyak dari masyarakat Indonesia meniru mereka seperti itu. Mereka juga memiliki daya tarik lain, yaitu berbadan langsing karena makanan Korea yang kebanyakan mengandung masakan yang direbus, yang tentunya berbeda dengan Indonesia yang lebih banyak memakan makanan yang gorengan.

Setelah mengetahui aspek-aspek dalam budaya Korea yang mendunia, lalu apa saja dampak yang ditimbulkan dari hal tersebut? Ada beberapa dampak, terutama dampak negatif, yang cukup mempengaruhi kaum muda Indonesia. Pertama, masyarakat Indonesia terbawa ke dalam budaya Korea yang menyebabkan mereka menjadi kurang mencintai budayanya sendiri, baik dari segi fashion, food, drama, dan K-pop. Banyak remaja yang lebih mengetahui tentang boyband atau K-drama favorit mereka dibandingkan dengan tari atau lagu tradisional negara sendiri. Kalau tidak kenal, bagaimana bisa sayang budaya Indonesia?

Selanjutnya, penggemar utama budaya Korea ini umumnya adalah remaja karena mereka mudah terbawa pergaulan dan belum memiliki prinsip sendiri atau yang biasa disebut labil . Jika dilihat akhir-akhir ini, remaja di Indonesia lebih mementingkan idolanya dibandingkan pendidikan. Mereka lebih memilih menonton drama Korea atau konser bintang idolanya dibandingkan belajar. Tentunya hal ini mempengaruhi kualitas generasi kita di masa mendatang karena apabila ini terus berkelanjutan nantinya banyak remaja kita yang menjadi tidak produktif.

Kemudian, jika ditinjau dari segi fashion, gaya busana ala Korea ini memang sudah menjadi hal yang tidak asing lagi karena remaja di Indonesia banyak meniru pakaian yang digunakan dari idolanya, seperti memakai baju dan celana yang minim sehingga ini tentunya dapat merusak generasi kita. Seperti kita tahu, gaya berbusana yang minim memang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut di Indonesia. Karena itu, gaya busana ala Korea ini menjadi pengaruh yang kurang baik bagi generasi muda Indonesia.

Pada akhirnya, kita memang tidak bisa menolak arus globalisasi yang semakin deras seiring berjalannya waktu, yang menyebabkan masuknya budaya asing ke Indonesia. Akan tetapi, sebagai bangsa dengan budaya yang kaya, generasi muda Indonesia diharapkan dapat lebih mencintai budayanya sendiri atau bahkan mempromosikan budaya Indonesia di kancah dunia.


Artikel ini ditulis oleh Karimah Mahdiyyah, mahasiswi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Ingin juga karyamu tayang di website biem.co? Klik di sini, ya!

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button