BANDUNG, biem.co – Pelataran Auditorium IFI Bandung memanas pada Jumat (29/05). Perhelatan Printemps Francis 2015 sesi ke-4 ini menarik perhatian pengunjung dan penggemar Sarasvati (Sarasvamily) dan penggemar band indie asal prancis Gran Kino yang berkolaborasi malam itu. Dalam acara yang diselenggarakan oleh Institute Francais d'Indonesia (IFI) dan didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation ini, Sarasvati dan Gran Kino mengeksplor sebuah naskah kuno Sunda berusia 600 tahun berjudul Bujangga Manik.
"Bujangga Manik merupakan tokoh cerita Sunda yang mempunyai pandangan lain tentang kehidupan. Karena itu ia kemudian melakukan perjalanan mulai dari Pakuan, menjelajah Pulau Jawa, Pulau Bali dan tempat lainnya. Itulah tema
tur kolaborasi ini," ujar Risa Sarasvati saat membuka sesi kolaborasi. Sebelumnya, harmonisasi puisi, sastra dan musik ini dibuka oleh penampilan Gran Kino dengan musik yang menghentak diiringi puisi-puisi yang apik. Seusai Gran Kino, Sarasvati menyapa penggemarnya dengan lagu-lagu yang amat ditunggu.
Saat sesi kolaborasi, Risa terus memberi petunjuk lagu itu mengarah hingga musik dengan sentuhan sedikit etnik yang mengalun indah dapat membuat para penonton turut larut dalam cerita perjalanan Bujangga Manik. Dari mulai lagu pertama yang bercerita tentang perjalanan Bujangga Manik, lagu kedua yang dikomposisi oleh Gran Kino dan bercerita tentang seorang ibu yang memiliki anak satria, pahlawan, tapi harus dihadapkan pada kenyataan bahwa anak tersayangnya harus melakukan perjalanan. "Salapan bulan di kandung…" suara Risa membawa setiap kepala membayangkan kepedihan sang ibu. Kemudian, suara Sarah Gran Kino menyusul dalam bahasa Prancis. Lagu ketiga, bercerita tentang seorang lelaki yang tidak menyerah dalam perjalanannya.
"Lagu keempat ini ditulis untuk kita yang mungkin masih buta dalam memandang kehidupan, tidak seperti Bujangga Manik," kata Risa yang kemudian mengajak Sarah (Gran Kino) ikut menyanyikan lagu berbahasa Indonesia itu.
Sementara lagu kelima bercerita tentang seorang perempuan cantik yang disukai lelaki manapun tapi ia hanya mencintai Bujangga Manik dan menolak semua lelaki itu. Tapi, Bujangga Manik menolaknya. [Uthera Kalimaya]