Puisi-puisi Poetry Ann
MENCELUP INGATAN
—sore di wulandira
Di bawah langit yang sama
seperti tiga belas tahun lalu
kembali kucelupkan ingatan
yang tinggal sebatas guratan pada
tubuh bebek-bebek tunggangan
diam kesepian
nyaris dilupakan
Ini waktu tak lagi kutemukan
jejak-jejak berseliweran
tapi sisa-sisa kegelisahan masih kulihat berserak
di antara rerumput dan pepohon
juga ayunan penuh karat sebab terlalu banyak
menyimpan panas yang sengaja ditekan
Rupanya, mereka datang hanya untuk
membuang pahang
lalu pergi begitu yakin
jalan di depan telah kembali lapang
Januari 2014, Cimoyan
PERJALANAN INI SERUPA DENYUT
Perjalanan ini serupa denyut
yang pernah kudengar
yang pernah terpasang
pada jantung ingatan
selalu saja merangsek minta di perhatikan
Dari satu tugu ke tugu lain kulewati
kusaksikan betapa usia begitu dekat
menusuk mata
menusuk telinga
menusuk hati juga kepala
membikin tubuh ini oleng
serasa melayang lalu terlempar lalu tenggelam
dalam hangat pertemuan
Dari satu tugu ke tugu lain kulewati
kusaksikan betapa usia begitu dekat
begitu dekat
tapi aku tak hendak melambat
Agustus 2014, Cimoyan
PASIR LABAN
Bau amis terpanggang terik yang menjamu
sempat gagal aku tafsir
sampai datang satu senyum
yang mengantar senyum lain
Kertap berpasang mata bocah pemecah semesta
yang berlompatan dengan
sebelah sayap tanggal pun memberi isyarat
bahwa surga bisa tercipta
di tanah langganan bencana
Pada batu-batu yang menyimpan tarikan
napas-napas lembab dan tersengal
tak kudapati erang kesakitan yang pernah
dikabarkan angin di musim penghujan
Pada kubangan-kubangan tersisa
di sepanjang jarak pandang
tak kutemui lembar-lembar kesah yang
terperangkap dan tenggelam di dasarnya
Kita semua bergembira!
menyusup ke sela-sela genting dan jendela
juga lemari kayu tempat segala peluh segala keluh
meringkuk dan bertumpuk
Menyeka bulir-bulir air mata
yang tak sempat terbaca pada baretan-baretan
di kaki meja dan tiang-tiang penyangga
taman baca yang hampir runtuh
Kita semua bergembira!
puluhan napas menjalin tangan
membangun lingkaran paling bulat
dan garis paling tegak
atas tanah yang menyimpan amis dan basah
Desember 2014, Cimoyan
SEDALAM APA
Sedalam apa engkau pahami
pahit dalam teh hangat yang sama kita cecap
di tengah waktu sembunyi
di tengah penantian yang saling tarik menarik
berebut minta diperhatikan
Sedalam apa engkau mengerti
dingin yang memaksa bertahan
dalam tiap kedipan mata
yang setia menyimpan rapat darah dari
tiap kisah yang sama kita saksikan
Sedalam apa engkau tahu bahwa
selepas air mata bukan lagi penanda sebuah duka
harum ingatan yang sempat terserak
pada bercak merah kecoklatan di tepi lingkar dasar gelas
akan merupa manis gula batu
merayap kembali memenuhi ingatan
dan kegetiran bukan lagi suara
yang penting didengar
Desember 2014, Cimoyan
Poetry Ann, kelahiran Serang, 20 September. Bergiat di Majelis Puisi Rumah Dunia. Dua antologi terakhir yang memuat puisinya; Dari Negeri Poci 5; Negeri Langit (Kosa Kata Kita, 2014) dan Taman Musim (Gong Publishing, 2015). Kini tengah asyik membangun Nekad Publishing (sebuah penerbitan indie di Tangerang) bersama salah seorang kawan sesama penulisnya, Yori Tanaka.