OpiniReview

Menjadi Jomblo yang Bahagia, Why Not?

Oleh: Desny Putri Sunjaya

 

biem.co — Memiliki hubungan khusus dengan lawan jenis dipilih oleh sebagian orang untuk mendapatkan kebahagiaan. Sangat disayangkan,  banyak parodi yang menggambarkan, seseorang yang “sendiri” alis jomblo dinilai sebagai manusia yang paling patut dikasihani di dunia. Benarkah seseorang yang jomblo tidak dapat merasakan kebahagiaan seperti yang digambarkan kebanyakan orang?

 

Dalam tubuh setiap manusia terdapat hormon endorphine yang mampu menimbulkan perasaan senang dan nyaman hingga membuat seseorang berenergi. Seseorang yang mampu memaksimalkan hormon endorphin-nya mampu merasakan kenikmatan dan kebahagiaan dalam kehidupannya, terlepas dia memiliki pasangan maupun tidak.

 

Kesedihan mendalam banyak dirasakan kebanyakan orang setelah mengalami kerusakan hubungan dengan pasangannya. Jika kita mengalami sesuatu yang menyakitkan namun kita belajar sabar, hormon endorphin akan mengalir dan memberikan energi positif bagi kita.

 

Keinginan memiliki pasangan bagi kawula muda menurun semenjak memasuki dunia perkuliahan. Hal itu disebabkan berbagai faktor yang memengaruhi seperti tugas kuliah, organsasi, dan lain sebagainya. Seperti halnya Amelia, mahasiswa Universitas Indonesia yang memlih “menjomblo” karena dirinya merasa lebih bahagia ketika berkumpul dengan sahabat-sahabatnya. Selain itu, dikemukakan beberapa mahasiswa jomblo lainnya bahwa dengan "menjomblo" mereka bebas berhubungan dengan siapa saja tanpa ada keterikatan.

 

Ini beberapa alasan mengapa mereka tetap jomblo:

1. Memiliki pertemanan baik dengan lawan jenis

Beberapa orang mungkin merasa tertekan oleh hubungan dekat dan tidak ingin dipaksa dalam menjalankan hubungan. Dengan adanya pertemanan yang bisa diajak main bareng, keluar bareng, makan bareng, para jomblo lebih merasakan kebahagiaan menjalin hubungan sebatas teman. Tidak adanya hubungan yang mengikat membuat mereka bebas berteman dengan siapa saja selagi tidak keluar batas kesopanan maupun agama.

2.  Melakukan kegiatan dengan sahabat

Sahabat adalah mereka yang mampu menerima kita apa adanya. Ketika merasa sedih dan butuh dukungan, sahabat akan senantiasa ada dan mampu mengembalikan semangat kita.

3. Berkumpul dengan keluarga

Seseorang akan menemukan kenyamanannya ketika mereka bertemu dengan orang-orang yang dicintainya. Cinta yang tulus akan diberikan kedua orangtua kepada anaknya. Inilah salah satu alasan mengapa kebanyakan orang lebih memilih membahagiakan kedua orangtuanya, karena kebahagiaan orangtua adalah kebahagiaan anaknya. Hormon oksitosin dan vasoprin berperan penting untuk membentuk hubungan baik antara ibu dan anaknya. Adanya oksitosin yang dilepaskan selama berada dekat seorang ibu, seseorang akan mendapatkan perawatan, kepercayaan dan hilangnya rasa takut.

 

Tuhan telah memberikan hormon-hormon kebahagiaan pada setiap manusia. Dengan adanya perhatian, perawatan, dari orang-orang terdekat kebahagiaan itu akan muncul memberikan kenyamanan dan ketenangan. Terlepas apakah hubungan mereka persahabatan, keluarga, pacaran, pertemanan, dan lainnya. Maka seseorang bebas untuk membentuk hubungan mereka dengan cara yang paling sesuai dengan mereka. Dengan demikian, tidak berarti bahwa mereka yang jomblo tanpa pasangan tidak mendapat kebahagiaan. Seperti yang dikemukakan kebanyakan anak muda: “Saya jomblo, dan saya bahagia!” [*]


Desny Putri Sunjaya, mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. 

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button