biem.co – Bagi sebagian besar masyarakat Banten khususnya warga asli Cilegon/Serang pasti tahu rabeg. Makanan yang biasa terbuat dari daging kambing ini memang makanan asli daerah Banten, dan biasa menjadi menu utama nan spesial saat hajatan atau syukuran berlangsung.
Rabeg memang mengundang selera makan karena racikan khas dengan rempah-rempah dan bumbu komplit yang melumuri daging, membuat aroma sedap dan sangat lezat untuk di santap. Rabeg pada umumnya berbahan dasar daging kambing, namun ada yang berbeda dengan rabeg racikan Hj. Hamsah pemilik warung Nasi Uduk Rabeg Khas Cilegon, sehingga pemburu kuliner tidak perlu lagi khawatir terserang darah tinggi.
Rabeg daging sapi racikan khas ibu Hj. Hamsah dengan bumbu yang sangat kental dan gurih membuat pelanggan asal Bekasi rela jauh-jauh datang ke warung yang terletak depan Pionir Kampung Jombang Masjid, Kelurahan Jombang Wetan ini, hanya rindu untuk menyantap rabeg.
“Rabeg itukan sebenernya terbuat dari kambing, tapi karena banyak yang ngomong nanti kena darah tinggi, maka saya coba buat dengan daging sapi atau kerbau. Alhamdulillah semua orang pada suka,” ujar Ibu Hj. Hamsah yang telah merintis usaha warung nasi uduk rabeg sejak 1993 tersebut.
Setiap harinya, warung nasi uduk rabeg ibu Hj. Hamsah ini tidak pernah sepi pembeli. Dalam satu hari, warung rabeg yang buka mulai sore pukul 17.00 ini mampu menghabiskan 50 kg daging sapi atau kerbau dan 50 kg beras. Dalam sehari, warung rabeg ini mampu meraup omzet 5 juta per hari. “Setiap hari kadang kalau lagi banyak pembeli jam 10 malam juga udah habis. Tapi kalau sepi atau sedang bisa hingga larut malam,” pungkas istri dari H. Husni ini.
Untuk harga satu porsi nasi uduk rabeg dipatok cukup murah. Dengan Rp13 ribu, pengunjung sudah dapat menikmati lezatnya rabeg bebas darah tinggi khas ibu Hj. Hamsah. (Haris)