ada satu tali yang tidak bisa diukur panjangnya, tali itu bernama tali silaturahmi. Panjang tali silaturahmi itu bisa dari dunia sampai akhirat, bisa juga hanya sependek kuku manusia. Dahsyatnya lagi tali silaturahmi memiliki kekuatan luar biasa yang dapat memudahkan semua urusan dan menarik semua beban kehidupan,” – Irvan Hq
CSI#14, biem.co – Kepala ini penuh sesak dengan berbagai macam pertanyaan tentang satu sosok, Irvan Hq atau kami lebih sering memanggilnya Kang Irvan. Bukan pada pertanyaan siapa Irvan Hq dan apa latar belakangnya? Pertanyaan itu dapat dengan mudah mendapatkan jawabannya. Irvan Hq hanya seorang karyawan pabrik, sosok suami serta ayah yang sangat mencintai keluarganya. Tapi pertanyaan-pertanyaaan seperti “Emang dia nyari apa sih?” atau “Dia itu punya tujuan apa, gue bingung liatnya!”.
Keheranan dan pertanyaan yang mewakili banyak orang, ada yang bertanya langsung kepada Irvan Hq atau kita yang memiliki pertanyaan yang sama malah saling bertanya. Ada juga yang menitipkan pertanyaan itu pada siapapun yang dekat dengan sosok Irvan Hq. Pertanyaan-pertanyaan itu membuat otak kiri dan otak kanan bekerja keras, berupaya mendapatkan jawaban. Saya (selama 8 tahun lebih, mengenal Kang Irvan), terus mencari, menebak, menerawang, melakukan analisis, masuk teori politik, juga teori ekonomi, memanggil Plato, Aristoteles, Abraham Maslow, melakukan komparasi dengan sosok lain, dan hasilnya, tetap saja bukan keutuhan jawaban tapi malah memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru. Tambah mengerutkan dahi.
Hal apa yang dikerjakan oleh Irvan Hq yang membuat heran dan menjadi sumber pertanyaan? Banyak, namun jika kita perhatikan dari track record aktivitas-aktivitasnya (di luar pekerjaan sebagai karyawan pabrik), Kang Irvan sangat concern pada anak-anak muda. Aktivitasnya lebih banyak dan selalu bersinggungan dengan dunia anak muda, lebih khusus pada upaya-upaya peningkatan kualitas generasi muda di Banten agar mampu mewujudkan mimipi-mimpinya, apapun mimpinya asalkan positif. Tidak peduli apa latar belakang anak-anak muda tersebut, selama memiliki mimpi, Irvan Hq dengan tangan terbuka akan memberikan support. Bukan ikan, tapi kail, beserta cara menggunakan kail itu dengan baik, tidak sendiri tapi bersama-sama.
Mengapa Irvan Hq memilih bersentuhan dengan generasi muda? Tiada yang meragukan akan pentingnya generasi muda dalam menciptakan sebuah perubahan besar. Semua mengakui bahwa pemuda atau anak muda adalah bagian yang penting dalam perjalanan peradaban, khususnya di Indonesia. Peran-peran pemuda khususnya dalam gerakan pembaharuan di Indonesia, memberikan pengaruh dan warna yang membawa bangsa ini pada lompatan perubahan yang sangat signifikan. Penjajah dan rezim-rezim otoriter harus tumbang (salah satunya) oleh tangan anak-anak muda. Kekuatan pemuda tercermin dari ungkapan Bung Karno,
“Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”.
Bung Karno sangat memahami energi yang dimiliki oleh generasi muda yang sangat powerfull. Ada semangat, kreativitas, keberanian, yang mengalir dalam setiap sel darah anak-anak muda. Seperti potongan lirik pada lagu Jika Kami Bersama milik SID feat Shaggydog: “… kami adalah kamu, muda, beda dan berbahaya”. Generasi muda bukan follower perubahan, tapi aktor utama dalam menciptakan peradaban yang jauh lebih baik. Pemuda adalah penggerak pembaharuan.
Pemuda itu soal keberlangsungan. Apa yang baik hari ini, akan tetap bertahan baik dan jauh lebih baik lagi di hari esok, ditentukan oleh pemuda. Dia adalah pewaris bangsa ini, memastikan Indonesia khususnya Banten masih ada seratus atau seribu tahun lagi, dan terus maju. Anak muda adalah penerus dalam menciptakan masa depan yang baik. Irvan Hq sangat memahami bahwa anak muda dan masa depan memiliki hubungan sebab akibat. Generasi muda yang unggul akan menciptakan masa depan yang cerah, namun sebaliknya, kegagalan mengembangkan anak-anak muda dapat berdampak fatal, kehancuran sebuah peradaban. Hal ini disadari oleh Irvan Hq, oleh karena itu mempersiapkan generasi muda menjadi salah satu prioritas dalam gerakannya.
Terlebih, jumlah anak muda di Indonesia pada tahun 2016 mencapai lebih dari 60 juta orang, sebuah jumlah yang sangat signifikan. Kita juga akan mengalami bonus demografi, di mana angkatan kerja produktif menjadi sangat banyak. Berkah atau musibah? Kita yang menentukan, apakah generasi muda akan menjadi faktor pendorong yang dapat mengakselerasi pembangunan atau malah menjadi beban yang memberikan dampak buruk. Pengangguran dan kriminalitas tinggi, kita akan menghadapi kerusuhan sosial yang sangat mengerikan. Arief Rosyif Hasan (-red) menyebutnya sebagai window of disaster, hal itu tentu tidak diharapkan oleh siapapun. Kuncinya pada “build our youth”, mempersiapkan mental, karakter, pengetahuan, skill sehingga siap menghadapi persaingan dan ketidakpastian lingkungan. Harapannya, minimal survive dan pilihan utamanya menjadi pemenang dalam rantai kompetisi. Bukan perkara mudah, butuh energy dan endurance yang cukup. Kita akan menghadapi jalan terjal dalam membangun generasi muda, sebuah proses yang sangat panjang, betul-betul panjang.
Kita juga sedang dihadapkan pada beragam virus yang menggerogoti pikiran anak-anak muda (tentu tidak semua, semoga sebagian kecil saja). Apatisme yang cukup akut, merasa masa bodoh dengan kejadian sekelilingnya selama hal itu tidak mengganggu kehidupan pribadinya, kepedulian kita mengalami defisit. Itu baru soal hubungan sederhana antar manusia dalam kehidupan sehari-hari, belum lagi soal apatisme politik. Anak-anak muda juga terjebak pada semangat potong kompas, ragu untuk berproses secara alamiah. Menginginkan sukses besar tapi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, entah bagaimana cara yang ditempuh. Agama, etika, rasionalitas, tabrak saja, yang penting mendapatkan label sebagai anak muda sukses. Bahwa mereka lupa, cara instan memang dapat saja membawa seseorang pada posisi on top, namun biasanya sesaat, tidak bertahan lama. Belum lagi soal hedonisme yang merasuki gaya hidup anak muda, sebuah pekerjaan rumah yang lumayan berat.
Irvan Hq berupaya mengisi ruang-ruang kosong yang boleh jadi terabaikan dengan memberikan alternatif sarana berkreasi bagi pengembangan generasi muda, apapun bidangnya. Menjauhkan anak-anak muda dari hal yang bersifat negatif; narkoba, kekerasan, kriminalitas dan diarahkan pada karya dan kreativitas. Mencoba terlibat dalam satu sudut sempit untuk memulai gerakan sederhana demi mewujudkan mimpi generasi muda. Tidak pernah terpikirkan untuk mengisi ruang-ruang yang sudah diisi oleh yang lain, apalagi berniat untuk menyaingi atau menggantikan dan menggusur yang lain, sangat jauh. Konsepnya, menjadi lebih baik jika semakin banyak pihak yang terlibat dalam ikhtiar menjadikan generasi muda yang berdaya, mandiri, kreatif, inspiratif, dan mampu mewujudkan mimpi-mimpinya. Penyakit-penyakit seperti klaim keberhasilan atau merasa paling, tidak akan ditemukan. Baginya, maju dan berhasil harus bersama-sama.
Depan, Tengah, dan Belakang
Irvan Hq dan generasi muda menjadi dua sisi yang tidak bisa dipisahkan. Kontribusinya pada berbagai kegiatan anak-anak muda di Banten sulit untuk diabaikan (besar, kecil, langsung maupun tidak langsung). Kegiatan apapun yang dilakukan anak-anak muda mulai pentas seni, diskusi, pelatihan menulis, bakti sosial, pemberdayaan masyarakat, film, fotografi, dan lainnya mendapatkan dukungan. Syaratnya sederhana ; kreatif dan inspiratif. Dia mencurahkan segenap pikiran, waktu, dan energi demi mimpi-mimpi anak muda Banten. Sebuah kontribusi yang jauh dari hiruk pikuk, berjalan dalam sunyi tanpa teriak-teriak mengencangkan urat leher!
Maka tidak berlebihan rasanya jika menempatkan Irvan Hq sebagai salah satu sosok yang memiliki kepedulian terhadap anak-anak muda di Banten. Saya mencoba mendeskripsikan Irvan Hq dalam persentuhannya dengan mimpi-mimpi anak muda melalui ajaran kepemimpinan dari Ki Hajar Dewantoro. Ing Karso sing tulodo, Ing madyo mangu Karso dan Tut Wuri Handayani.
Ing Karso Sing Tulodo
Jika ada yang bertanya, apa yang kurang hari ini dalam kehidupan kita, satu diantaranya yaitu keteladanan. Kekisruhan dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara akhir-akhir ini, terus mempertontonkan perilaku-perilaku yang jauh dari standar etika. Hal ini tentu bukan situasi yang bagus bagi arah bangsa-negara ini ke depan. Selain itu, perilaku-perilaku yang demikian tidak memberikan pendidikan yang baik bagi masyarakat khususnya anak-anak muda. Padahal anak muda butuh model yang baik sebagai rujukan dalam kehidupannya sehingga tidak terjerumus pada perilaku yang merugikan. Keteladanan itu bisa kita dapatkan dari sosok-sosok yang inspiratif dalam kehidupannya.
Selama perjalanan berinteraksi, bertukar pikiran, juga mengamati, Irvan Hq masuk dalam kategori sosok yang inspiratif tersebut. Sehingga sangat objektif jika direkomendasikan sebagai salah satu sosok alternatif yang dapat diteladani. Keteladanan dari Irvan Hq ini bersumber dari prinsip-prinsip hidup yang dipegang dengan kuat dalam hidupnya yang dapat dijadikan rujukan bagi anak-anak muda di Banten. Prinsip-prinsip itu juga tercermin dan ditanamkan kepada anak-anak muda dalam meraih mimpinya.
Saya mencoba menyampaikan beberapa poin saja, apa yang dapat anak-anak muda di Banten teladani dari sosok Irvan Hq. Pertama, sabar dan percaya proses. Prinsip ini dipegang dengan baik oleh Irvan Hq dalam kehidupannya. Jangan melihat keberhasilan atau apa yang dicapai oleh Kang Irvan hari ini, tapi proses yang panjang di belakang hingga “berdarah-darah”. Irvan Hq butuh waktu 18 tahun lebih untuk mendapatkan karier sekarang ini di salah satu perusahaan, merangkak dari bawah sebagai karyawan biasa namun menikmati proses. Apa yang didapatkan hari ini, ada kerja keras, kesabaran, juga pantang menyerah di belakangnya.
Bukankah ilmuwan besar semisal Thomas Alfa Edison saja harus mengalami kegagalan hingga akhirnya menemukan lampu yang kita nikmati sampai hari ini. Salah-gagal-belajar-coba lagi- dan seterusnya. Thomas Alfa Edison merasa dirinya tidak pernah mengalami kegagalan sekalipun, hanya membuktikan bahwa ada 10 ribu cara yang keliru. Dengan itu dia menemukan cara yang paling tepat. Begitu juga dengan Larry Page dan Sergey Brin dengan Google, Jeff Bezos (amazon.com) tidak tiba-tiba menjadi orang terkaya di dunia, hal yang sama terjadi pada Bill Gates (Microsoft). Mereka menikmati proses, jatuh menjadi makanan biasa, namun kekuatan untuk bangkit kembali menjadi pembeda dengan yang lain. Irvan Hq selalu memberikan penekanan kepada anak-anak muda tentang makna sebuah proses. Hal mana, jika dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, bukan sesuatu yang mustahil akan mendapatkan hasil memuaskan, dan sudah terbukti.
Kedua, selalu mengupayakan ada perbaikan dalam pekerjaan apapun. Berproses dan sabar saja tidak cukup bahkan akan menjadi sia-sia jika tidak disertai dengan upaya-upaya perbaikan. Contoh salah satu prinsip yang dipegang oleh Irvan Hq adalah, jika satu pekerjaan minggu ini dapat diselesaikan dalam waktu empat hari, maka minggu depan harus selesai dalam tiga hari, begitu seterusnya. Ada kreativitas dan inovasi yang terus dimunculkan setiap saat guna mengakselerasi sebuah pekerjaan. Pola seperti ini tentu akan mendatangkan kebermanfaatan dimanapun hal itu dijalankan. Peningkatan sekecil apapun selalu diupayakan, keberhasilan akan selalu mendapatkan penghargaan sementara kegagalan tidak untuk mencari siapa yang harus disalahkan. Semua dilakukan demi mendapatkan hasil yang optimal.
Ketiga, konsisten. Hal yang paling sulit, bahkan untuk hal-hal yang kecil sekalipun. Orang bijak berkata, bentuklah kebiasaan, maka kebiasaan itu akan membentukmu. Membentuk kebiasaan itu soal konsistensi. Oleh karena itu, alur atau rangkaian dari proses, sabar, dan terus melakukan perbaikan pada dasarnya adalah ujian konsistensi. Setiap hari, minggu, bulan dan tahun alur itu kita jalankan, tentu bukan pekerjaan yang ringan. Oleh karena itu, Irvan Hq selalu menanamkan konsistensi ini dimulai dari hal-hal yang paling kecil terlebih dahulu. Keempat, solutif. Ada prinsip dalam teori kebijakan bahwa hal yang paling sulit adalah menemukan masalah yang benar. Prinsip tersebut sangat tepat, namun dalam perjalanannya kita biasanya terjebak pada perdebatan panjang, ngalor ngidul, hanya membicarakan masalah yang tiada henti bahkan saling menyalahkan. Ketika ditanya apa solusinya? Diam dan berkata Wallahu’alam! Irvan Hq, selain pembaca dan pendengar yang baik, juga pemberi jalan keluar yang bijak. Perspektifnya, setiap masalah harus mendapatkan solusinya agar dapat diselesaikan secara cepat. Ketika Irvan Hq memberikan solusi, akan dapat diterima karena telah mempertimbangan berbagai aspek.
Sekali lagi, nilai dan prinsip di atas bukan berasal dari mengutip buku atau kata orang, namun dari perjalanan dan pengalaman yang dipegang Irvan Hq. Beberapa prinsip inilah yang selalu ditekankan oleh Irvan Hq dalam mengembangkan generasi muda di Banten. Kita tidak mendapatkan model yang masuk kategori NATO (no action talk only) alias omdo, dia sudah melakukannya terlebih dahulu. Ada kesesuaian antara ucapan dan perbuatan, Bung Karno menyebutnya sebagai integritas. Oleh karenanya, tidak berlebihan jika Irvan Hq mampu memberikan keteladanan dan dapat dijadikan salah satu model bagi anak-anak muda di Banten dalam mengejar mimipi-mimpinya. Irvan Hq berada di depan dengan cara memberikan ketauladanan bagi lingkungan sekitarnya.
Ing Madyo Mangun Karso
Anda tidak akan menemukan kata pesimisme dalam kamus kehidupan Irvan Hq, dia selalu menanamkan optimisme dalam hal apapun. Bayangkan, target biem.co adalah satu juta pembaca dan omset 2 milyar di tahun 2020. Mata kami terbelalak, tiba-tiba jantung terpompa dengan cepat, hening, dan bertanya dalam hati , emang bisa? Pesimis, media yang baru seumur jagung dengan target yang sekilas muskil untuk diwujudkan, terlebih di tengah menjamurnya media-media di Banten. Namun, ketika diuraikan bagaimana tahapan-tahapannya kita baru berkata, oh iya ya, ternyata ini masuk akal untuk kita wujudkan.
Soal optimisme ini, saya ingat cerita yang disampaikan oleh Irvan Hq tentang seseorang yang berada di tengah laut dengan kebakaran yang sangat hebat. Dia harus mengambil keputusan untuk tetap tinggal atau melompat berenang ke laut, peluangnya kecil namun dia berhasil. Selalu ada harapan dalam situasi sesulit apapun, termasuk meraih mimpi, bagi siapaun. Irvan Hq selalu mengingatkan “tidak ada cita-cita yang terlalu tinggi, yang ada hanya upaya yang tidak setinggi cita-cita”. Seorang pemberi semangat yang handal dengan kemampuan meningkatkan optimisme dalam tim, namun tetap rasional. Tidak eksplosif, kalimatnya landai tapi mampu mendorong adrenalin ke titik didih. Membakar pesimisme melahirkan semangat seperti pasukan Thariq bin Ziyad ketika hendak menaklukan wilayah Andalusia.
Membangun generasi muda akan lebih bernilai jika kita berada di tengah-tengah mereka untuk bersama-sama bekerja mewujudkan harapannya. Tidak sekedar memberikan teladan kepemimpinan dan motivasi, namun juga terlibat langsung dalam aktivitas-aktivitas pengembangan generasi muda. Terlibat dalam pengertian yang spesifik bahkan teknis, bukan keterlibatan yang semu. Memberikan contoh dengan ikut bekerja di dalamnya, tidak berpangku tangan dan ongkang-ongkang kaki sembari memberikan perintah. Kita bisa melihat hal ini dilakukan oleh Irvan Hq. Berdiskusi dengan anak-anak muda hingga larut malam tentang program-program yang akan dijalankan, bahkan masih dengan seragam pabriknya.
Tut Wuri Handayani
Adakah yang meragukan Irvan Hq dalam hal mendorong anak-anak muda di Banten? Sangat keliru jika keraguan itu ada. Entah berapa orang, komunitas, serta berbagai kegiatan anak-anak muda yang mendapatkan support dari Irvan Hq dalam berbagai bentuk dukungan. Irvan Hq menyediakan salah satu wadah atau sarana dukungan bagi anak-anak muda dengan membentuk Banten Muda Community dan media berbasis online dengan nama biem.co. Wadah tersebut menjadi tempat berkumpulnya anak-anak muda Banten dengan beragam latar belakang bidang yang digeluti. Sebuah tempat yang memberikan ruang untuk saling membagi pengalaman dan inspirasi agar dapat digerakan secara lebih besar dan terstruktur. Tempat dimana anak muda berani menuliskan mimpi-mimpinya, siapapun tidak perlu ragu untuk datang, selama punya mimpi.
Bentuk dorongan tersebut misalnya, Banten Muda Community dalam sebagian kecil perannya mendukung anak-anak muda Banten dengan memberikan penghargaan Banten Muda Award (BMA) yang sudah diselenggarakan sebanyak dua kali. BMA pertama diberikan kepada anak-anak muda melalui lomba penulisan cerita pendek tingkat nasional, namun tidak melupakan aspek lokalitas yang diangkat dalam tema Banten Suatu Ketika. Dilanjutkan dengan BMA ke-2 dengan menggunakan format yang berbeda yaitu langsung memberikan penghargaan (setelah dilakukan seleksi yang ketat) kepada lima anak muda Banten dengan bidang-bidang seperti sosial, seni, budaya, pendidikan dan ekonomi. Sebuah penghargaan atas dedikasi dan kerja keras menekuni bidangnya masing-masing sehingga memberikan pengaruh yang positif. Proses kreatif dan perjalanan perjuangan yang panjang dari mereka inilah yang hendak ditularkan kepada yang lain melalui penghargaan tersebut. Harapannya mampu menginsiprasi anak-anak muda lainnya untuk berani mewujudkan segala mimpi-mimpinya.
Salah satu yang mendapatkan penghargaan adalah Panji Azis Pratama dengan gerakan pendidikan melalui organisasi Istana Belajar Anak banten (Isbanban). Program ini didukung oleh Irvan Hq dari nol, bahkan disaat yang lain memiliki keraguan atas proposal gerakan ini. Irvan Hq melihatnya jauh ke depan, semangat dan niat baik dari anak-anak muda ini untuk memberikan akses pendidikan bagi anak desa di Banten harus didukung. Hari ini Isbanban sudah memiliki Chapter/perwakilan di wilayah Banten dengan ratusan relawan. Sementara Panji Azis Pratama sendiri sudah melanglangbuana keliling dunia, Amerika, Swiss, Turki dan lainnya dari gerakan yang sejak digagasnya didukung oleh sosok Irvan Hq. Sebuah dukungan yang luar biasa.
Begitu juga dengan media online biem.co yang merupakan transformasi dari Tabloid Banten Muda. Tabloid Banten Muda mengalami jatuh bangun, namun tekad Irvan Hq untuk memberikan ruang bagi anak muda Banten mendorongnya untuk terus bertahan meskipun ada yang pergi. Irvan Hq menyisihkan pendapatannya sebagai karyawan untuk menjalankan tabloid tersebut. Sampai akhirnya berubah menjadi media online dengan nama biem.co. sama halnya seperti Tabloid Banten Muda, biem.co sejak awal ditujukan bagi anak-anak muda yang memiliki passion menulis dan jurnalistik. Meskipun biem.co adalah sebuah perusahaan, namun misi membantu generasi muda Banten tetap menjadi prioritas. Maka tidak heran, redaksi biem.co sering dikujungi oleh komunitas anak-anak muda Banten yang mau berbagi inspirasi. Jatuh bangun, dan waktu membangun pertama kali media ini, biaya operasional didapatkan dari menggadaikan kendaraan (mobil) milik Irvan Hq. Bukan dianggap sebagai sebuah pengorbanan, karena Irvan Hq mencintai upaya ini.
Penggalan cerita di atas tiada maksud lain selain mencoba membagikan sebuah ikhtiar yang dilakukan oleh Irvan Hq demi membuat anak muda Banten berkembang dan maju. Harapannya, ikhtiar-ikhtiar semacam ini dapat dilakukan bersama sosok-sosok lain sehingga menjadi gerakan yang besar dan masif , semakin banyak pihak yang terlibat, justru semakin baik.
Apa yang dicari?
Masih dengan pertanyaan yang sama. Pada satu hari ketika kami terlibat diskusi ringan sambil menunggu sebuah kegiatan dimulai, tetiba saja ada orang yang menerobos langsung menyalami Irvan Hq dan sedikit menarik keluar dari tempat kami berdiskusi. Saya tidak terlalu memperhatikan isi percakapan tersebut, namun masih sedikit menguping. Rupanya orang tersebut adalah salah satu yang paling sering mengejarnya dengan pertanyaan baik itu melalui media sosial maupun WA tentang apa yang sedang Irvan Hq cari dengan semua kegiatannya selama ini. Maklum saja mungkin karena kami semua sudah terbiasa melihat orang yang berbuat baik itu selalu ada maksud dibelakangnya, maka pertanyaan yang dipendam lama dan ditunggu jawabannya oleh banyak pihak ini membuat kami menjadi penasaran.
Mendengar pertanyaan dari orang tersebut, Irvan Hq menjawab; “saya mencari persaudaraan”. Sungguh jawaban yang diluar dugaan, wajah orang itu pun seperti tersentak. Jawaban yang biasa saja tetapi terdengar luar biasa, “ada satu tali yang tidak bisa diukur panjangnya, tali itu bernama tali silaturahmi. Panjang tali silaturahmi itu bisa dari dunia sampai akhirat, bisa juga hanya sependek kuku manusia. Dahsyatnya lagi tali silaturahmi memiliki kekuatan luar biasa yang dapat memudahkan semua urusan dan menarik semua beban kehidupan,” ujar Irvan Hq memberikan ilustrasi betapa pentingnya hidup bersaudara. Orang itu langsung memeluk Irvan Hq begitu erat. Tekanan darah kami pun yang menguping obrolan mereka menjadi turun, sesederhana itukah? Betul, sangat sederhana namun dilandasi dengan niatan yang tulus.
Sebuah jawaban yang tidak pernah terbayangkan baik oleh saya atau yang lainnya, mengoyak dugaan-dugaan karena keluar dari hati yang ikhlas. Mengapa hal itu jauh dari asumsi jawaban yang kita pikirkan selama ini? Ya, kita terlanjur berprasangka, karena berangkat dari sangat sulitnya menemukan sosok yang mau mewakafkan dirinya demi mimpi-mimpi anak muda. Alam bawah sadar kita rupanya sudah terkontaminasi dengan prasangka miring. Seolah menyetujui bahwa gerakan semacam itu hanya ada dan tumbuh subur dilakukan demi kepentingan kotor yang terselubung. Ternyata salah dan jelas keliru, Irvan Hq sudah melakukannya sejak lama, ini dunia-nya, passion dan kegelisahannya yang menjadikannya untuk selalu berada di depan, tengah dan belakang dari mimpi anak muda. Dia mencari sebanyak mungkin saudara dengan visi dan spirit yang sama untuk terlibat aktif membangun generasi muda di Banten.
Untuk mendapatkan buku Tentang Orang yang Memasangkan Sayap Kecil di Pundak Para Pemimpi silahkan klik disini.
Banyak yang menganggapnya “gila” dengan apa yang sudah dikerjakannya bergelut dengan anak-anak muda. Belum lagi penilaian pihak-pihak yang skeptis, bahwa apa yang dilakukannya tidak akan berhasil bahkan boleh jadi rugi. Harusnya Irvan Hq cukup menikmati hari-harinya dengan kemapanan ekonomi yang sudah diraihnya. Tetapi itu tidak mungkin dilakukan, Irvan Hq melihat dari sudut pandang yang jauh lebih panjang dan luas bahwa anak muda adalah modal penting peradaban. Maka dia tidak akan berdiam diri, tidak akan pernah! Harapan tertingginya adalah melihat Banten penuh sesak oleh anak-anak muda Banten yang berprestasi dan berani mewujudkan cita-citanya sehingga memberikan manfaat kepada masyarakat, bangsa dan negara. (Red)
Fikri Habibi – adalah laki-laki kelahiran Pandeglang, 25 Januari 1981, seorang akademisi yang memiliki cita-cita sebagai jurnalis. Pada tahun 2007 bergabung dengan Tabloid Banten Muda dan bertanggung jawab pada rubrik Bilik Politik, kemudian menjadi Redaktur Pelaksana pada tabloid yang sama. Mengasuh Rubrik Opini pada media online biem.co adalah pengalaman yang tidak terlupakan. Kepala Bagian Kesejahteraan Mahasiswa dan Alumni Universitas Serang Raya ini sedang fokus menyelesaikan Disertasinya.