biem.co – Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta memberikan edukasi kepada warga Kecamatan Tanara soal penanggulangan stunting. Salah satunya dengan memfasilitasi untuk berdiskusi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang. Dalam kegiatan dalam kegiatan KKN Mahasiswa UGM tersebut, warga Tanara diedukasi perihal penanggulangan stunting.
Hal itu terungkap pada Sosialisasi Penanggulangan Stunting pada Masyarakat dari Pola Aktivitas dan Faktor Lingkungan di Aula Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Tanara yang digelar oleh KKN Mahasiswa UGM pada Selasa (17/1). Pada Sosialisasi tersebut menghadirkan sebagai Pemateri Dosen Geografi Lingkungan UGM dan Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM Sukamdi.
Sukamdi menjelaskan terkait strategi nasional tentang pencegahan stunting dimana banyak dimensi dan banyaknya faktor yang harus di perhatikan. ”Nah ketika kita ada strategi nasional maka kemudian PR (pekerjaan rumah) nya adalah bagaimana kita menurunkan strategi nasional turun ke kabupaten, kecamatan, sampai desa itu. Selama ini menurut saya masih miskomunikasi ketika apa yang dikemukakan pada level nasional seperti apa,” ungkapnya disela sosialisasi.
Oleh karenanya Sukamdi menyebutkan hal yang terpenting adalah bagaimana mengoordinasikan antar sektor untuk mengimplementasikan strategi nasional tersebut. Sebab, kata dia, menurunkan stunting itu multi sektoral bukan hanya sektor kesehatan saja.
”Jadi bagaimana misalnya yang di bawah ada kapolsek, camat dan yang lainnya seperti sektor agama. Menurut saya untuk di Kecamatan Tanara itu saya melihat tokoh agama perlu diberi posisi yang lebih di dalam penanggulangan (stunting), karena salah satu persoalan itu PHBS yang saya dengar dari peserta,” katanya
”Persoalan untuk perubahan masyarakat terkait PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) selain dari pendidikan formal agar lebih bisa didekati dengan pendekatan kepada tokoh agama maupun tokoh masyarakat,” saran Sukamdi.
Senada dikatakan Ketua Panitia Sosialisasi Penanggulangan Stunting pada Masyarakat dari Pola Aktivitas dan Faktor Lingkungan Jendra Satria Pitoyo. ”Dalam hal ini lebih mengedukasi atau bahkan mengerucutkan suatu keputusan atau kebijakan, mempertimbangkan yang nanti akhirnya dapat menjadi penanggulangan stunting khususnya di Kecamatan Tanara dan sekala kecamatan,” ujarnya.
Oleh karena itu pihaknya mengundang dari OPD terkait di lingkungan Pemkab Serang baik itu Dinkes, DLH, Bappeda Litbang, Disporapar, Diskominfosatik unsur muspika, para kader posyandu dan masyarakat setempat yang nantinya akan menjadi output sebagai salah satu indikator jadinya desa wisata di Desa Tanara, Kecamatan Tanara.
”Sebenarnya untuk outputnya lebih ke indikator jadinya desa wisata di Kecamatan Tanara. Karena di desa wisata itu selain ada masalah perekonomian ataupun pariwisata disitu tapi untuk permasalahannya untuk stunting memang harus ditanggulangi terlebih dahulu, jadi seperti itu outputnya,” katanya.
Pada sosialisasi juga, tambah Jendra, pihaknya memberikan waktu untuk Focus Group Discussion (FGD) memberikan kesempatan masyarakat untuk berdiskusi secara langsung dengan adanya OPD-OPD terkait dengan di fasilitasi Panitia Sosialisasi Penanggulangan Stunting pada Masyarakat dari Pola Aktivitas dan Faktor Lingkungan.
”Nantinya bentuk follow up nya lebih kedalam hal periode selanjutnya KKN dari UGM, sehingga dari kami baru untuk menjembatani pertama kalinya dilakukan kolaborasi dari masyarakat dengan OPD secara langsung,” terang Jendra. (Red)