KOTA SERANG, biem.co – Direktur Ayatullah Humaeni Institute (AHI), Dr. Ayatullah Humaeni, MA menuturkan bahwa AHI merupakan sebuah lembaga yang fokus pada bidang riset dan penulisan. Oleh karena itu, pihaknya terus mengasah potensi yang dimiliki oleh para mahasantri.
Disampaikan Ayatullah, AHI sendiri lahir dari rasa kegelisahan dalam hatinya tatkala melihat begitu banyak potensi yang dimiliki oleh mahasiswa tetapi belum terbina dengan baik. Terutama dalam aspek pembelajaran riset dan penulisan.
“Kemudian, saya melihat potensi-potensi yang dimiliki mahasiswa ini juga muncul dari semester-semester awal. Tapi karena belum bisa melakukan riset dan meneliti, kemudian mulai muncul ide untuk melakukan suatu pelatihan,” ungkap Ayatullah dalam acara Dies Natalies Ayatullah Humaeni Institute yang ke-3 sekaligus launching buku karya Mahasantri di Aula Sjadzeli Hasan UIN SMH Banten pada Sabtu, 17 Desember 2022.
Meski sempat vakum lantaran terkendala Covid-19 selama satu tahun, AHI kemudian membentuk tempat untuk membina mahasiswa secara intensif.
“Dengan keyakinan bahwa semua untuk kebaikan, membuat asrama untuk tinggal para mahasiswa yang memiliki potensi-potensi hebat. Karena kami yakin bahwa ketika potensi-potensi ini diasah, maka akan muncul peneliti-peneliti hebat masa depan,” ucap Ayatullah.
Kendati demikian, pihaknya memberikan target kepada para mahasantri untuk menulis karya ilmiah individual satu buku.
“Selain wajib menulis karya ilmiah satu buku, mereka juga wajib mengikuti riset kelompok yang akan kita publish dan share,” tuturnya.
Menurut Ayatullah, menjadi peneliti bukan persoalan bakat, tetapi sesuatu yang bisa dipelajari dan bisa diasah.
“Dan itu terbukti dari banyaknya mahasiswa yang antusias ketika diajak ke lapangan. Mereka menikmati itu, dan hasilnya bisa terlihat,” kata Ayatullah.
Ia pun menegaskan bahwa inspirasi dari hadirnya AHI adalah kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan juga lingkungan.
“Kalau melihat simpul dari AHI, inspirasinya adalah bahwa kita sebagai manusia terutama sebagai akademisi, mahasiswa, harus punya satu kecintaan terhadap ilmu pengetahuan. Kemudian kita juga peka terhadap lingkungan, peka terhadap sesama,” pungkasnya. (hh)
