biem.co – Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) kembali diundang sebagai panelis dalam United Nations High Level Political Forum (HLPF) Side Event, pada (15/7), di New York. HLPF Side Event ini diselenggarakan oleh International Organization of Supreme Audit Institution (INTOSAI) Development Initiative (IDI) yang bekerja sama dengan INTOSAI General Secretariat, INTOSAI Working Group on Environmental Auditing (WGEA), Permanent Mission of Austria to United Nations dan Perutusan Tetap Republik Indonesia pada PBB (PTRI) di New York. Untuk menjaring peserta dari berbagai pemangku kepentingan, HLPF Side Event ini diselenggarakan secara hybrid dengan mengusung topik “Accelerating implementation of the 2030 Agenda – The Contribution of Supreme Audit Institutions“.
Pada HLPF Side Event ini, Ketua BPK, Isma Yatun, memberikan 3 (tiga) poin penting dalam pidatonya. Pertama adalah bahwa Lembaga Pemeriksa (Supreme Audit Institution/SAI) memegang peran untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pencapaian the 2030 World Agenda atau lebih dikenal dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Kedua, SAI dan pemerintah agar membangun suatu kolaborasi yang efektif dalam implementasi SDGs di negara masing-masing, dan ketiga adalah bahwa SAI hendaknya saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan pembelajaran tentang pelaksaan audit SDGs dengan SAI lainnya.
Selanjutnya, Sekretaris Jenderal BPK, Bahtiar Arif, memberikan paparan tentang pengalaman BPK dalam melakukan reviu Voluntary National Review (VNR) Indonesia 2021. Dalam reviu tersebut, BPK menetapkan tiga tujuan reviu yaitu (1) menilai apakah pemerintah telah menyusun VNR Indonesia 2021 yang selaras dengan VNR Indonesia 2017 dan 2019, (2) mempertimbangkan hasil pemeriksaan BPK yang terkait dengan pencapaian SDGs di Indonesia, dan (3) melakukan due process sesuai dengan Handbook for the Preparation of VNR 2021 Edition yang diterbitkan oleh United Nations Department of Economic and Social Affairs (UNDESA).
Selain mengundang BPK untuk berbagi pengalaman, acara ini juga mengundang perwakilan SAI Amerika Serikat untuk memaparkan pengalaman audit terkait SDG 14 on Life Below Water: Auditing Marine Environment dan SAI Brazil untuk memaparkan pengalaman audit terkait SDG 15 on Life on Land: Coordinated Audit on Protected Areas in Latin America.
Dalam kesempatan ini, setelah paparan dari Director General of INTOSAI General Secretariat, Silke Steiner, terkait contribution of SAIs to the follow up and review of SDGs, acara dilanjutkan dengan paparan dari IDI dan INTOSAI WGEA. Dalam paparannya, Deputy Director General of IDI, Archana Shirsat, menjelaskan tentang SAI Contribution to Shape a Resilient, Equal and Sustainable Future, sementara itu Secretary General of INTOSAI WGEA, Vivi Niemenmaa, menerangkan tentang policy coherence dalam SDG 17.14.
Dengan dipimpin oleh Ketua BPK, sebagai ketua delegasi, anggota delegasi BPK dalam HLPF Side Event ini adalah Bahtiar Arif (Sekretaris Jenderal), Yudi Ramdan Budiman (Pemeriksa pada Auditorat Investigasi Keuangan Negara), Kusuma Ayu Rusnasanti (Kepala Bagian Kerja Sama Internasional), Adinda Aan Fertina (Kepala Subbagian Kerja Sama Multilateral), dan Rikha Handayani (Analis Humas).
Dengan diundangnya kembali BPK dalam HLPF Side Event ini membuktikan bahwa peran BPK dalam pencapaian SDGs di Indonesia telah diakui oleh komunitas internasional. Selain itu, BPK mendapatkan manfaat pembelajaran dan pengetahuan tentang audit yang dilaksanakan oleh SAI lainnya dalam usaha-usaha pencapaian SDGs di negara mereka. (Red)