biem.co – Memiliki keterbatasan ekonomi, tidak selalu menjadi penghalang bagi setiap orang untuk menempuh pendidikan yang gemilang. Besarnya semangat dan tekad membuka peluang bagi siapa saja untuk meraih sebuah kesuksesan. Seperti yang dilakukan oleh anak muda asal Serang-Banten bernama Madi.
Madi merupakan anak keenam dari pasangan suami-istri bernama Suprah dan Ranim yang berprofesi sebagai buruh tani. Dari tujuh bersaudara yang ada, ia menjadi satu-satunya anak yang bisa melanjutkan pendidikan hingga sarjana. Saat ini, ia pun telah lulus dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), dan tengah melanjutkan program pendidikan Magister (S-2) di kampus yang sama dengan beasiswa.
Baru-baru ini, Madi juga merilis buku tunggal pertamanya yang berjudul ‘Perjalanan Menjadi Sarjana Berprestasi’. Buku tersebut menceritakan perjalanan dirinya melewati berbagai fase kehidupan, salah satunya mengenai bagaimana perjuangan Madi menghadapi keterbatasan biaya untuk menempuh pendidikan menjadi sarjana.
“Lewat buku ini, saya ingin menyampaikan kepada para pelajar yang memiliki kondisi ekonomi keluarga dalam keterbatasan, bahwa jangan pernah malu dan jangan pernah putus asa untuk melanjutkan pendidikan. Biaya bukanlah penghalang, namun menjadi motivasi kita untuk terus berprestasi dan berpendidikan,” ungkap pria kelahiran 10 Juli 1994 tersebut.
Keterbatasan yang Madi miliki, tidak menghalangi jalannya meraih mimpi dan kesuksesan. Meski prosesnya tidak mudah, Madi mengaku selalu kuat dalam menjalankan kehidupan ini.
Berkat usaha kerasnya itulah, Madi mendapatkan berbagai prestasi. Ia meraih medali emas dari lomba paper di Korea Selatan, menjadi delegasi ITS dalam acara Konferensi Teknologi Offshore di Malaysia, Juara 2 International Conference ASEAN Science and Technology Student, Mahasiswa Berprestasi II ITS 2017, Mahasiswa Bidikmisi Berprestasi ITS 2017, Penerima Beasiswa Etos Terbaik Profil Unggul dan Pemimpin, serta puluhan juara dalam bidang tulis menulis baik jurnalistik, keilmiahan dan kewirausahaan.
Saat ini, Madi juga tengah menjalani bisnis di bidang penerbitan dan percetakan buku online yang dirintisnya sejak 2015 lalu, yakni CV Sinar Gramedia yang berkantor di Surabaya. Madi bercerita, pengalamannya bekerja sambilan di sebuah perusahaan penerbitan online membuat dirinya memutuskan untuk membuka bisnis di bidang serupa.
Awalnya, untuk membuat ISBN, usahanya tersebut kerapkali menumpang di CV tempat dirinya bekerja. Barulah, pada Januari 2016, usahanya tersebut mempunyai CV sendiri dan terus berkembang dengan memperoleh banyak keuntungan dan pelanggan, mulai dari TKI, pelajar, ibu rumah tangga, guru, dosen, bahkan sampai perusahaan luar negeri.
“Alhamdulillah, di akhir 2017 ini, CV Sinar Gamedia sudah mempunyai kantor sendiri di Klampis, Surabaya,” ujarnya.
Madi mengaku, segala yang telah diraihnya hingga sekarang tak luput dari dukungan keluarga besarnya, terutama ayah dan juga ibunya. Ia bersyukur karena sampai saat ini orang tuanya masih diberikan nikmat kehidupan oleh Sang Pencipta, maka ia ingin mempersembahkan usaha kerasnya tersebut untuk keduanya.
“Inilah kesempatan terbesar bagi saya untuk memberikan yang terbaik untuk mereka melalui prestasi-prestasi dan karya-karya yang saya lakukan, dan mereka selalu mendukung masa depan saya,” tandas alumni MAN 2 Kota Serang tersebut.
Ia memiliki harapan, kelak bisa menjadikan kampung tempat tinggalnya di Ciruas-Serang menjadi Kampung Inspirasi, di mana meski berasal dari kalangan ekonomi ke bawah, anak-anak di kampungnya bisa menempuh pendidikan tinggi.
“Sukses itu tidaklah mudah, jalani saja apa yang ada di depan kita. Lakukan yang terbaik menurut cara kita dan yakinlah bahwa apa yang kita lakukan semuanya karena Allah SWT. Halangan, hambatan, tantangan maupun rintangan pasti ada, maka hadapilah dengan bismillah karena Allah SWT,” pungkasnya. (HH)