CILEGON, biem.co – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Tempe dan Tahu di Cilegon dilirik oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Banten. Ketertarikan BI Banten untuk mengembangkan UMKM tempe dan tahu, karena UMKM tersebut sangat dekat dengan ekonomi masyarakat.
Hal itu diungkap oleh Kepala KPw BI Banten Erwin Soeriadimadja pada sambutannya di kegiatan Sosialisasi QRIS dan Pengembangan Kapabilitas Pelaku Usaha Tempe di Cilegon Creative Centre, Selasa (5/10/2021).
“Kalau ekonominya sudah kuat, berarti lebih mensejahterakan dan bisa membuka lapangan kerja bagi lainnya. Apabila ekonomi sudah kuat, ini bisa menjadi kontribusi untuk menjaga stabilitas moneter, sistem keuangan dan peredaran uang,” ungkapnya.
Erwin mengatakan, tempe itu memiliki potensi pasar yang besar yang bersumber dari masyarakat, karena gizinya yang sangat tinggi. menurutnya tempe juga disukai oleh masyarakat di negara lain seperti Amerika Serikat, Australia, Meksiko dan lainnya.
“Ini juga menjadi semangat bersama, apalagi tempe akan dijadikan warisan kuliner dunia oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Semoga saja bisa terus kordinasi dengan semuanya supaya tempe bisa mendunia, dan semoga Tempe Cibeber juga bisa mendunia,” imbuhnya.
Oleh karenanya, potensi UMKM tempe tahu di Cilegon begitu besar dan perlu dikembangkan sebagai kekuatan ekonomi di Kota Cilegon untuk bisa memenuhi pasar Banten, nasional bahkan dunia.
“Saya rasa kegiatan ini bisa menjadi fokus UMKM tempe, karena disini menjadi pusat produksi, pengolahan dan bisa dikembangkan kapabilitas digital dan finansial literasi mereka,” kata Erwin.
Sementara itu, Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian juga memberikan motivasi untuk jangan pernah merasa terhina karena menjadi pengusaha tempe tahu. “Semuanya based on proses, kalau gagal coba lagi, fokus pada satu tujuan. Asal jangan pindah haluan sana sini. Saya yakin pengusaha tempe Cilegon bisa menjadi pengusaha yang sukses hingga nasional bahkan dunia,” tukasnya. (iy)
