CILEGON, biem.co – Sebuah cuplikan video berdurasi 29 detik di media sosial (medsos) ramai menjadi perbincangan warganet. Pasalnya, seorang wanita yang merekam video itu menyebutkan telah menemukan bunga Rafflesia arnoldii atau jenis flora dari ordo Malphighiales di kebunnya. Wanita itu diketahui merupakan warga Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon.
Dalam video tersebut juga terlihat seorang wanita paruh baya yang tampak kaget dengan penampakan bunga yang sudah ditempatkan dalam sebuah pot bekas kaleng cat.
“Itu penemu bunga Rafflesia arnoldii-nya, ini bunganya. Guys yang mau, besok mau ikut ke kebun boleh, mau lihat boleh. Yang ada di Suralaya ya, enggak ada di daerah lain tuh,” ujar si pengunggah yang belum diketahui identitasnya itu.
Menanggapi video viral itu, Lurah Suralaya, Eman Sulaiman langsung melakukan pengecekan di lokasi penemuan di Lingkungan Pancuran, Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, dan menemukan dua tangkai bunga tersebut di tengah kebun yang belum mekar.
“Tadi kita lihat masih ada sisa dua pohon, dan saya sampaikan kepada pemilik lahan supaya bunga ini jangan dicabut kembali seperti yang sudah ada,” ungkapnya, Senin (9/11/2020).
Menurutnya, pemilik sekaligus penemu bunga langsung memangkas tumbuhan itu untuk dibawa pulang dan mengaku baru pertama kali melihat bunga tersebut.
“Kami baru pertama kalinya melihat bunga ini tumbuh di wilayah Kelurahan Suralaya, khususnya di Lingkungan Pancuran,” kata Eman.
Eman menambahkan, untuk mencapai lokasi tumbuhnya bunga berbau bangkai itu, mereka harus berjalan ke arah hutan dengan jarak kurang lebih 1,5 kilometer dari pemukiman penduduk.
Terpisah, Petugas BKSDA Jabar Seksi Konservasi Wilayah I Serang Anto mengungkapkan, bunga yang viral di video tersebut menurutnya bukanlah bunga Rafflesia arnoldii melainkan Amorphophallus Paeoniifolius atau bunga bangkai suweg yang lazim ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia.
“Bunga bangkai suweg namanya, kalau yang ini sekarang sudah tidak masuk daftar dilindungi. Kecuali yang raksasa dan yang jangkung,” kata Anto.
Anto menjelaskan, bunga dengan bentuk khas tersebut juga bukan bunga yang bisa bertahan hidup lama.
“Kalau jenis suweg akhir-akhir ini sering muncul atau tumbuh di lingkungan masyarakat atau di perkebunan warga saat memasuki ataupun saat musim penghujan. Paling lama lima hari,” jelasnya. (Arief)