KOTA SERANG, biem – Sobat biem, dalam upaya penolakan atas keputusan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonseia (RI) yang mengesahkan RUU Cipta Kerja, ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Banten menggelar aksi unjuk rasa di depan Kampus UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, yang berujung ricuh.
Berdasarkan pantauan di lokasi, kericumah terjadi sekitar pukul 18.45 WIB. Kericuhan terjadi saat aparat kepolisian meminta agar massa aksi segera membubarkan diri dengan menggunakan pengeras suara di mobil Komando.
“Mohon untuk membubarkan diri, kembali ke kampus dan rumah masing-masing,” kata salah satu anggota kepolisian melalui mobil Komando, Selasa (06/10/20) malam.
Para massa aksi kemudian menimpali imbauan polisi, massa aksi meminta agar aparat kepolisian tidak ikut campur. Massa aksi malah meneriaki polisi dengan yel-yel.
“Wasit jangan ikut main, wasit jangan ikut main,” teriakan mahasiswa.
Di tengah seruan imbauan yang disampaikan oleh salah satu anggota kepolisian, suara letusan kembang api terdengar dari arah masa aksi. Kembang api tersebut rupanya diarahkan kepada barikade polisi yang tengah bersiap untuk membubarkan massa aksi secara paksa.
Setelah letusan kembang api yang terakhir, masa aksi kemudian menghujani petugas dengan batu. Kericuhan pun akhirnya tidak bisa dihindari. Terjadi ketegangan antara massa aksi dan juga pihal Kepolisian yang akhirnya membuat mahasiswa harus masuk ke dalam Kampus UIN SMH Banten.
Alih-alih mereda, aksi justru kian memanas, terjadi aksi saling lempar, mahasiswa melempari polisi dengan batu, sedangkan polisi menembaki mahasiswa dengan gas air mata. Terlihat beberapa mahasiswa diamankan oleh aparat kepolisian.
Hingga pukul 19.49 WIB, aksi lempar-lemparan masih terjadi. (ajat)