PANDEGLANG, biem.co – Penulis asal Serang Banten bernama Niduparas Erlang baru-baru ini kembali menerbitkan bukunya yang berjudul Burung Kayu. Tepat pada Selasa, 28 Juli 2020 pukul 20.00 WIB malam, yang bertempat di kedai Kopi Bakar Bapak Endut Pandeglang, digelar acara bedah buku bertajuk ‘Ngopi’ atau ngobrol piksi. Acara yang di hadiri oleh Managing Director biem.co, Rizal Fauzi dan Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Farid Ibnu Wahid, mendapatkan respons yang baik bagi pengunjung kedai kopi tersebut.
Dikabarkan, naskah buku ini menarik perhatian juri pada sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta di tahun 2019. Hal yang menarik dari buku ini, bagi para pembicara adalah sulitnya menelaah isi cerita. Pasalnya, ada beberapa kosa kata yang menggunakan bahasa Mentawai dan tidak ada glosarium yang menerjemahkan kata-kata yang tercantum. Rizal sendiri yang menelaah dari sisi jurnalistik baik soft news maupun hard news, mengatakan bahwa novel ini menceritakan kehidupan suku Mentawai di mana saat ada konflik menghadapi pemerintah dan mempertahankan adat istiadat, mereka menggunakan caranya sendiri.
“Novel yang sangat kaya, memasukkan semua unsur. Disebut karya fiksi namun terdapat bagian yang menceritakan fakta, disebut fakta tapi ini karya fiksi,” imbuhnya.
Baca Juga
Begitu juga dengan dosen Pendidikan Bahasa Indonesia, Farid Ibnu Wahid yang menyatakan bahwa penulis seolah-olah menyeret pembaca kedalam konflik. Tidak hanya itu, kehadiran novel ini juga diibaratkan penyejuk di tengah hingar-bingar novel yang berkisah tentang kehidupan masyarakat urban. Mengingat hal-hal di atas, bagi sobat biem yang tertarik untuk membaca buku ini, ada tips yang disampaikan oleh sosok Jafra selaku penginisiasi acara malam itu.
“Tanpa adanya glosarium dalam novel ini, dengan sendirinya pembaca akan larut dan akan paham pada kalimat dalam setiap tulisan. Tips dari saya, teruslah membaca buku ini sampai habis!” Pungkasnya. (FIN).
