KOTA SERANG, biem.co – Bukan rahasia umum lagi jika perekonomian pada masa pandemi Covid-19 akan merosot. Meski pada akhir tahun dan awal tahun 2020 wabah tersebut belum begitu masif di Indonesia, tapi tampaknya perekonomian sudah mulai terguncang karena ada intervensi dari luar Indonesia baik ekspor maupun impor terganggu.
Nah sobat biem, beriring wabah masif berkembang dipertengahan triwulan I dampak perekonomian di daerah mulai terasa, dengan bukti pada Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Banten, pertumbuhan ekonomi di Banten melambat dibandingkan dengan triwulan IV 2019 sebesar 5,90 persen. Tetapi pertumbuhan lebih baik dari nasional.
“Perekonomian Banten pada triwulan I 2020 tumbuh sebesar 3,09 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Nasional yait sebesar 2,97 persen. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada triwulan I 2020 secara umum disebabkan menurunnya kegiatan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Dengan penurunan 2,81 persen dari triwulan sebelumnya,” ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Banten, Erwin Soeriadimadja pada konferensi Pers daring, Selasa (23/6/2020)
Lebih lanjut ia mengatakan, dari sisi pengeluaran, melambatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada triwulan I 2020, utamanya berasalah dari sisi konsumsi rumah tangga dan net ekspor. Pandemi Covid-19 ini, mendorong penurunan ekspektasi konsumsi masyarakat, serta penurunan permintaan produk ekspor Provinsi Banten, seiring kebijakan lockdown beberapa negara mitra dagang.
“Dari sisi penawaran, pertumbuhan tertahan oleh melambatnya seluruh pertumbuhan sektor utama, seperti Industri Pengolahan, Konstruksi, Perdagangan, Transportasi dan Pergudangan, dan Real Estate,” tuturnya.
Sementara itu, diungkapkan olehnya, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Banten tahun 2020 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019, baik dari sisi pendapatan maupun dari sisi belanja. Secara rinci, masing-masing mengalami kenaikan sebesar 6,6 persen dan 8,7 persen.
“Sampai dengan triwulan I 2020, realisasi pendapatan APBD Provinsi Banten mencapai 13,4 persen dengan nilai sebesar Rp1,7 triliun. Sementara itu, realisasi belanja APBD Provinsi Banten sampai dengan triwulan I 2020 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dari Rp1,1 triliun pada tahun 2019, menjadi Rp1,2 triliun pada tahun 2020,” jelasnya.
Ia menyebut bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan untuk Provinsi Banten pada tahun 2020 sebesar Rp2,1 triliun, mengalami peningkatan sebesar 26,2 persen dibandingkan tahun 2019. Komponen belanja pegawai mendominasi APBN diikuti oleh Dana Alokasi Khusus, dan Belanja Barang.
“Ditengah pandemi Covid-19, stabilitas keuangan di Provinsi Banten masih menunjukkan kinerja yang baik, tercermin dari pertumbuhan indikator utama perbankan antara lain aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit yang masih tumbuh positif,” pungkasnya.
Semoga perekonomian di Banten cepat kembali pulih di laporan triwulam selanjutnya, beriring dengan diterapkannya New Normal oleh pemerintah. (iy)