Bersiap! Fenomena Hari Tanpa Bayangan Akan Terjadi di Indonesia

biem.co – Indonesia akan mengalami fenomena hari tanpa bayangan. Fenomena ini merupakan fenomena yang terjadi saat matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.

Menurut Deputi Bidang Geofisika, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Muhammad Sadly, fenomena hari tanpa bayangan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat di Indonesia mulai Minggu (23/2/2020) hingga April nanti.

Adapun fenomena ini disebut juga dengan fenomena kulminasi utara atau transit atau istiwa’.

“Pada saat itu, Matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zeni. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat “menghilang” atau “tanpa bayangan”, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri,” kata Sadly lewat keterangan resmi BMKG.

Lebih lanjut, Sadly menuturkan, penyebab hari tanpa bayangan adalah karena bidang ekuator Bumi atau bidang rotasi Bumi yang tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi Bumi.

“Sehingga, posisi Matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 LU – 23,5 LS.Hal ini disebut sebagai gerak semu harian matahari,” imbuhnya.

Diketahui, pada tahun ini, Matahari tepat berada di khatulistiwa pada 20 Maret 2020 pukul 10.50 WIB dan 22 September 2020 pukul 20.31 WIB.

Adapun pada 23 Juni 2020 pukul 04.44 WIB, Matahari berada di titik balik Utara dan pada 21 Desember 2020 pukul 17.02 WIB Matahari berada di titik balik Selatan.

Mengingat Indonesia berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa.

“Di kota-kota lain, kulminasi utama terjadi saat deklinasi Matahari sama dengan lintang kota tersebut,” tandasnya.

Berikut daftar 34 ibukota provinsi beserta tanggal hari tanpa bayangan terjadi: