Film & Musik

‘Ati Raja’, Film Biopik Tokoh Musik Makassar Ho Eng Dji

biem.co — Ho Eng Dji adalah pencipta lagu Ati Raja yang sangat populer di Sulawesi Selatan. Sebuah Iagu yang sarat makna, diantaranya adalah ucapan rasa syukur pada Tuhan yang Maha Kuasa, bahwasanya Tuhan itu hanya satu (Esa).

Tak lupa juga dalam liriknya dijelaskan hanya pada Tuhanlah kita memohon. Namun kendati manusia sudah berhasrat, hanya Tuhan yang tahu dan mengabulkan mana yang terbaik untuk diberikan pada umatnya.

7 November menyambut ulang tahun Kota Makassar yang ke-412 menjadi hari pertama penayangan sebuah film nasional yang inspiratif disutradarai oleh budayawan Bugis Makassar Shaifuddin Bahrum yang kerap disapa Daeng Uddin. Ia menampilkan vitalitas anak muda yang kreatif, produktif berkarya, sosok Ho Eng Dji demi menginspirasi anak muda masa kini.

“Sungguh Ho Eng Dji adalah sosok seniman dan budayawan utamo puda eranya. Bahkan satelah kemerdekaan, hingga kini karya-karyanya tetap abadi,“ kata produser, Ancu Amar.

“Ho Eng Dji, sosok yang meleburkan sekat-sekat etnik dalam masyarakat di Makassar,“ sambungnya.

Menurutnya, tidak ada istilah pribumi dan non-pribumi, tapi masyarakat multi etnik Iebur dalam satu, yakni masyarakat Makassar. Menarik juga paparan Ancu Amer yang ikut menulis skenario bahwa fiIm Ati Raja adalah biopik Ho Eng Dji, peranakan Tionghoa Makassar yang lewat syair-syair lagunya bicara tentang pemaknaan hidup yang ‘lebih hidup’.

“Lewat syair lagu don musik, ia bicara banyak hal, kearifan lokal, toleransi, dan cinta. Kesuksesannya di dunia musik tak semulus hidupnya. Hampir semua karyanya diberangus oleh pencabutan hak cipta lalu menjadikannya karya NN (No Name) sampai kini,” papar Ancu yang juga seorang acting coach alumnus IKJ.

Ho Eng Dji khusus diundang ke Istana Negara pada tahun 1950-an oleh Presiden Soekarno sebagai bentuk apresiasi atas kiprahnya lewat seni, membangun kerukunan umat bermasyarakat, dan berbangsa. Maka sebagai apresiasi pada seniman-seniman yang terpinggirkan dari catatan sejarah inilah misi diproduksinya film ini.

Ati Raja adalah film biopik Ho Eng Dji, penyair don musisi kelahiran Kassi Kebo Tahun 1906. Dengan latar budaya kehidupan kaum etnis Tionghoa peranakan yang bergaul harmonis dengan masyarakat Makassar. Beliau wafat 1960 di Makassar.

Pada usia belia, Baba Tjoi (nama panggilannya) mengenyam pendidikan di sekolah partikelir milik orang Melayu, Ince Bau Sandi, di Makassar. Di sinilah ia mengenal sastra Melayu dan Makassar, serta belajar menulis lontar dan bahasa Makassar.

Menginjak remaja, Baba Tjoi menunjukkan bakat musiknya, mulai mempopulerkan syair-syair lewat nyanyian dan musik daerah. Pada ahun 1939, Ho Eng Dji masuk studio rekaman Canari di Surabaya untuk merekam lagu-lagu ciptaannya. Hingga Tahun 1942 berhasil diselesaikan rekaman musik daerah Sulawesi Selatan (bukan hanya Makassar, juga Bugis, Mandar, dan Selayar), sebanyak 3 album piringan hitam dalam kurun waktu 4 tahun.

Sebelum pecah Perang Dunia Kedua (1945), rekaman lagu Ho Eng Dji berhasil terjual sampai 20 ribu keping Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Malaya dan Singapura. Lagu ciptaannya terpopuler hingga kini selain Ati Raja adalah Sailong, Dendangdendang, dan Amma Ciang.

Sebagai manusia, Ho Eng Dji memiliki perjalanan hidup dinamis dengan berbagai lika-liku. Jatuh-bangun dalam perniagaan, pilihan hidupnya tetap bermain musik hingga akhir hayat. Kendati tanpa pendapatan tetap, ia tak pernah melarat dan kesulitan dalam ekonomi.

Kehidupan asmaranya diwarnai beberapa gadis yang membuat hatinya berbunga-bunga, namun akhirnya ia bertemu seorang janda yang membawa tiga orang anak. Film ini tayang 7 November 2019. (red)

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button