KOTA SERANG, biem.co – Secara keseluruhan pengidap kusta di Kota Serang menurut data Dari Dinas Kesehatan Kota Serang, pengidap diperkirakan kurang lebih sebanyak 80 orang.
Jumlah tersebut masih dikategorikan tinggi, pasalanya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) memprogramkan 2019 Indonesia eliminasi kusta.
Menanggapi hal tersebut Wakil Wali Kota Serang, Subadri Ushuludin, mengatakan bahwa saat ini penanganan penyakit kusta di Kota Serang terbilang membaik.
“Jika merujuk ke program Kemenkes RI seharusnya memang harus sudah tereliminasi kusta. Namun di Kota Serang mulai ada progres pengurangan pengidap. Dulu yang paling banyak di Kecamatan Kasemen, namun sekarang sudah mulai berkurang, tapi ada beberapa kecamatan yang lain seperti Cipocok,” ujarnya kepada awak media, Senin (30/9/2019).
Saat ini Pemkot Serang fokus ke kecamatan-kecamatan yang masih banyak pengidap.
“Prinsipnya, semua lokasi-lokasi yang masih tinggi jumlahnya, itu menjadi konsen kita. Karena penyakit kusta ini memang kalau masih ada penderita yang belum diobati itu menjadi sumber penularan,” ucapnya.
Lebih lanjut, subadri mengatakan dalam pemberantasan kusta pemkot serang sudah lumayan berhasil, jika melihat jumlah penduduk kota Serang 800.000 jiwa, yang terpapar 80 orang.
“Data dari Dinkes, prevalensinya (perbandingan) sekarang 10.000 banding 1. Sekarang sudah mulai turun jika dibandingkan beberapa tahun yang lalu, kita ini kan prevalensinya data yang lalu bisa lebih dari itu,” tuturnya.
Sementara, Kepala Dinkes Kota Serang, M. Ikbal, mengatakan bahwa penyakit kusta ini memang hampir ada di semua Kecamatan. Beberapa tahun yang lalu yang paling dominan adalah Kecamatan Kasemen, karena di sana banyak pendatang.
“Berdasarkan riset WHO, memang Indonesia ini ada dua etnis yang memang rentan terhadap penyakit kusta. Tapi di Kasemen sudah kita lakukan upaya-upaya. Bahkan sudah ada pertumbuhan yang cukup bagus. Sekarang ini memang bergeser ke kecamatan lain,” ucapnya.
Untuk penanganan, ia mengatakan bahwa diperlukan peran serta masyarakat. Karena, jika memang ada kecurigaan bahwa seseorang telah terkena penyakit kusta, penularan penyakit itu dapat segera diputus.
“Jadi fokus kita sekarang bagaimana menemukan sekaligus kita obati supaya tidak terjadi rantai penularan,” pungkasnya.(iy)