KOTA SERANG, biem.co – Serikat Mahasiswa Sosial Demokratik (SWOT) dan Serikat Mahasiswa Gerakan Indonesia (SMGI) Mengecam sikap represifitas aparat terhadap massa aksi yang berlangsung dibeberapa daerah.
Mereka melakukan aksi bakar lilin sebagai tindakan moral untuk menghormati dan mengiringi wafatnya mahasiswa yang melakukan aksi demontrasi di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan rilis yang diterima kru biem pada Kamis, (26/9) malam, hal tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan solidaritas perjuangan mahasiswa di seluruh Indonesia yang saat ini sedang mengkritisi persoalan yang menjadi polemik rakyat Indonesia.
SWOT dan SMGI juga menyebutkan bahwa perlakuan represif secara massif yang dilakukan oleh aparat dalam penanganan massa aksi baik mahasiswa maupun masyarakat sipil dinilai sudah melanggar HAM, terlebih adanya penembakan dengan peluru tajam.
Dikatakan pula, usai melakukan pendalaman informasi dari beberapa media nasional, dimana terdapat korban meninggal dunia yaitu Randi dan Yusuf Kardawi yang merupakan salah seorang mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan serta Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo (UHO).
Kedua organisasi tersebut sangat menyayangkan tindakan represif itu dengan dalih penanganan massa.
“Tugas polisi itu hakikatnya mengayomi dan melindungi bukan menjadi ‘api dalam asap’ pembredelan mahasiswa yang bersikap kritis,” seperti yang ditulis dalam rilis.
Kedua organisasi tersebut mengatakan, negara telah memperlihatkan bahwa massifnya pembungkaman demokrasi yang dilakukan oleh aparat adalah bukti nyata kelamnya bangsa Indonesia, hal tersebut sama seperti masa orba dan masa gelapnya Indonesia.
Dengan dalih apapun, tindakan aparat yang mencederai nilai-nilai demokrasi adalah bersalah dan perlu diadili.
“Demonstrasi adalah hak rakyat yang dilindungi Konstitusi dan undang-undang, dan setiap yang melanggar HAM harus diadili seadilnya-adilnya,” tuturnya.
SWOT dan SMGI juga mengeluarkan 3 tuntutan, yaitu: Adili pelaku penembakan mahasiswa, tindak tegas reprisifitas aparat yang menimbulkan korban jiwa di Kendari, serta bebaskan kawan-kawan mahasiswa yang ditahan di Jakarta maupun di daerah-daerah yang ada di Indoensia. (Iqbal/red)