Puisi

Sajak-Sajak Niam At-Majha

Pantai Suweru

ada yang ragu
berebut pergi

pun ada yang ragu
berebut kembali

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

udara beku
adalah pekabar nasib

tentang bapak yang berburu
dan Ibu yang menunggu

suara laut
berkabar jauh di telingaku
ada pergi ada kembali

hidup yang melingkar
adalah dansa dan sepi

 

Rumah di Ujung Dusun

ingin kubangun sebuah rumah
di ujung dusun
di sisi hutan yang menyesap
aroma cendana

di tepi kali yang jernih
—yang airnya memberi warna pagi

kita menikah, punya anak
dan mengasuhnya hingga dewasa

setiap purnama
kita duduk di pelataran,
diaromai kemerisik angin
dan desir jantung kita
yang menjaga degup hidup

kita akan menua di ujung dusun itu
dan dikenang
cucu-cucu kita yang berlarian
di antara pohon-pohon cendana.

Pati, Kota 2017

 

Subuh

subuh sesepi surau
aku masih berdiri
kau memilih pergi

subuh masih sepi
cahaya bulan mengapung
di langit
seperti warna surga

 

Lanskap Sebuah Kota

pagi telah tiba dengan tergesa
aku tenggelam dalam hangat matahari
menggambarkan hidup yang sendiri

lalu petang cepat datang
sepasang muda-mudi bergandengan
menyebrangi jembatan dan taman
melewati pertokoan dan sungai
mengabarkan kenangan yang menyimpan cerita
sedih dan bahagia

di waktu dini hari
jalanan gelap dan hujan datang
orang-orang salah mengira cuaca
yang lebih dingin dari kemarin


Niam At-Majha, bernama asli Khoirun Niam lahir dan tinggal di Bumi Mina Tani Pati. Menulis novel dan puisi. Dan menulis buku puisi bersama Dari Dam Sengon Ke Jembatan Panengel (Dewan Kesenian Kudus 2013)  Solo Dalam Puisi (Pawon Sastra Solo 2014)Sang Peneroka(Penerbit Gabang Yogyakarta,2014) Tifa Nusantara 2 (Pustaka Senja 2015), Tifa Nusantara 3 (2016) Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Pati (2015-sekarang).

Akun FB; Niam At-Majha. Bekerja di Penerbit Kataba Group.

Editor: Irwan Yusdiansyah

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button