Opini

Cahyani Nabila: Pentingnya Literasi Matematika untuk Dunia Pendidikan

biem.co – Literasi matematika merupakan suatu pembelajaran dari PISA. Apa itu PISA? PISA adalah sebuah singkatan dari Programme For Internasional Student Assessment. PISA merupakan sebuah proyek dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang dirancang untuk mengevaluasi hasil pendidikan dalam hal kemampuan siswa yang berumur 15 tahun di bidang matematika, membaca, dan sains.

Sedangkan pengertian literasi matematika adalah salah satu kemampuan kognitif yang penting dikuasai siswa. Literasi matematis merupakan kemampuan matematika yang komprehensif, menyangkut kemampuan merumuskan, menerapkan, menginterpretasikan matematika dalam berbagai konteks; menalar; dan menghubungkan matematika dengan kehidupan sehari-hari

Tujuh kemampuan matematika dasar yang digunakan dalam literasi matematika adalah komunikasi, mathematizing (pemodelan), representasi, penalaran dan argumen, pemecahan masalah, dan penggunaan bahasa simbol, formal, teknik, dan operasi. Literasi matematis sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika yang dinyatakan oleh NCTM yaitu meliputi pengembangan kemampuan: (1) komunikasi matematika, (2) penalaran matematika, (3) pemecahan masalah matematika, (4) koneksi matematika, dan (5) representasi matematika.

Literasi bukan pengetahuan yang terisolasi tetapi perkembangan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa dan tulisan dalam kegiatan yang lebih luas. Dalam kasus yang lebih umum, literasi dapat juga dikaitkan dengan matematika yang nantinya sering disebut literasi matematika. Beberapa kompetensi yang dikembangkan dalam literasi matematika adalah kemampuan penalaran, kemampuan pengambilan keputusan, kemampuan pemecahan masalah, kemampuan mengelola sumber, kemampuan menginterpretasi informasi, kemampuan mengatur kegiatan dan kemampuan menggunakan dan menerapkan teknologi.

Dalam hal ini, literasi matematika melangkah jauh dari kurikulum matematika. Namun demikian, penilaian literasi matematika tidak dapat dipisahkan dari kurikulum dan pengajaran yang ada karena pengetahuan dan keampuan siswa sangat bergantung pada apa dan bagaimana mereka belajar di sekolah dan bagaimana pembelajaran tersebut dievaluasi.

Literasi matematika siswa di Indonesia masih terbilang cukup rendah. Hal tersebut bisa dilihat dari hasil peringkat Indonesia dalam tes PISA (Program for Internasional Students Assesment) yang selalu menempati peringkat bawah. PISA melakukan survei sejak tahun 2000 dan dilaksanakan setiap 3 tahun sekali. Indonesia selalu menjadi peserta dalam setiap survei yang dilakukan oleh PISA dan dalam keikutsertaannya, siswa Indonesia memiliki kemampuan literasi matematika yang rendah.

Berdasarkan hasil PISA 2015, Indonesia masuk dalam 10 negara dengan kemampuan literasi rendah dengan hanya menduduki posisi 69 dari 76 negara yang disurvei oleh PISA. Rata-rata skor siswa Indonesia untuk kemampuan literasi matematika adalah 375 (level 1) sedangkan rata-rata skor internasional adalah 500 (level 3). Level 1 adalah level terendah dari 6 level kemampuan literasi matematika yang diterapkan PISA.

Di era Revolusi Industri 4.0, siswa harus merespon cepat agar tidak tertinggal. Siswa harus paham dan menguasai literasi abad 21 yang menekankan pengetahuan berbasis data, teknologi, dan humanisme, bukan sekedar kemampuan membaca, menulis, dan berhitung saja. (red)


Cahyani Nabila, Mahasiswi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jurusan Pendidikan Matematika


Rubrik ini diasuh oleh Fikri Habibi.

Editor: Irwan Yusdiansyah

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button