KOTA SERANG, biem.co – Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kampung Waru, Kelurahan Kemanisan, Kecamatan Curug, Kota Serang bernama Danu Rudanu (59), meninggal dunia akibat kelelahan.
Dikatakan salah satu kerabat almarhum, Ruhemi mengatakan, meninggalnya Ketua KPPS di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 20 yang juga ketua RW tersebut sekitar pukul 05:00 WIB setelah dilarikan ke Rumah Sakit Polda.
“Meninggalnya tadi pagi sekitar jam lima, itu pun sudah dibawa ke Rumah Sakit Polda sekitar jam tiga subuh,” katanya saat ditemui di rumah duka, Selasa (23/4/2019).
Ia menuturkan, Danu mulai kelihatan tidak sehat setelah melakukan pemungutan suara, Rabu (17/4/2019) malam lalu. Ruhemi meminta kepada Danu untuk istirahat, namun hal itu sempat tidak digubris, lantaran tugasnya belum terselesaikan.
“Sudah keliatan pucat pas di KPPS, saya paksa ajak pulang, saya tarik walaupun pekerjaannya belum terselesaikan, segala berita acara dan penandatanganan lainnya,” ungkapnya.
“Setelah paginya saya tanya kondisinya, beliau jawab lemes, nah dari situ kesehatannya mengurangi, tapi gak beliau rasa gitu saking tanggung jawabnya terhadap kerjaan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ruhemi mengatakan, kejadian ditinggal keluarga akibat proses Pemilihan Umum (Pemilu) hanya terjadi padanya saja. Selain itu, ia juga berharap ada perhatian khusus dan penghargaan dari pemerintah untuk keluarga yang ditinggalkan.
“Ya harapan dari keluarga sih, agar bisa mendapatkan perhatian dan penghargaan dari pemerintah karena bukan apa-apa ya, tanggungan beliau sebagai kepala keluarga masih ada dua lagi, dan juga beliau meninggal saat bertugas untuk negara,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Serang Ade Jahran mengatakan, pihaknya akan melaporkan kejadian ini pada KPU Provinsi Banten agar merekomendasikan ke KPU Pusat untuk memberikan bantuan.
“Ya kalau kami di KPU Kota Serang akan membantu alakadarnya dan tadi juga saya mendapatkan informasi KPU RI akan memberikan bantuan ya mudah-mudahan itu di acc oleh kementerian keuangan atau pemerintah,” ujarnya.
Baca Juga
Dikatakan Ade, jangan sampai proses pemilu disebut lancar, tertib dan aman, namun pesta demokrasi lima tahunan ini juga memakan korban jiwa.
Ia juga menjelaskan banyak anggota KPPS yang mengalami kelelahan akibat terlalu lama proses pemungutan suara namun sejauh ini yang sampai meninggal baru di TPS 20.
“Kami juga sudah meminta bantuan agar medis ada di setiap KPPS dan saya lihat tadi di sekitar sini belum lihat dan kalau di Kasemen ada informasi nya namun hanya pagi, karena disana informasinya ada petugas yang sakit juga. Saya belum monitor di KPPS lain dan mudah-mudahan siang ini petugas medis ada di setiap PPK,” pungkasnya. (iy)