KOTA SERANG, biem.co – Upaya Pemerintah Kota Serang untuk menyelesaikan persoalan gizi buruk di Ibu Kota Provinsi Banten dengan langkah membangun puskesmas khusus yang melayani gizi buruk pada tahun anggaran 2020-2021, dipandang berbeda oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang Toyalis, seluruh puskesmas yang ada di Kota Serang sebetulnya dapat menangani penderita gizi buruk.
“Semua puskesmas yang ada menangani gizi buruk, kalau misalnya hanya penanganan gizi buruk, kan tidak setiap saat. Artinya, orangnya kita periksa, apakah dia gizi buruknya karena sakit atau apa. Kalau sudah periksa kita obati,” kata Toyalis saat ditemui di acara peresmian Pasar Kepandean, baru-baru ini.
Kendati seperti itu, dirinya menyetujui pembuatan puskesmas khusus tersebut, dengan alasan untuk Kota Serang baru ada dua puskesmas yang memiliki gedung khusus untuk penanganan gizi buruk.
Dua puskemas tersebut, yakni Puskesmas Serang Kota dan Puskesmas Kilasah, Kecamatan Kasemen. Dikatakan Toyalis, bahwa di dua daerah tersebut yang saat ini paling banyak penderitanya.
“Ada tempatnya, untuk kapasitas penanganan gizi buruk kalau melihat di Puskesmas Serang Kota dan Kilasah itu ada tiga tempat tidur untuk penanganannya. Kenapa dibuat di dua daerah itu, saat ini kan yang paling banyak penderitanya di dua daerah itu,” ucapnya.
Hingga saat ini, dikatakan Toyalis ada sekitar 54 anak yang menderita gizi buruk. Namun, menurutnya ada pengurangan penderita dan untuk katagorinya gizi buruk di jenis maranus.
“Dinkes Kota Serang sudah melakukan banyak hal untuk menyelesaikan persoalan tersebut, seperti ibu penderita yang sudah diberikan kelas ibu pintar balita sehat,” jelasnya.
Sementara itu, ia menuturkan bahwa ekonomi menjadi faktor utama terjadinya gizi buruk di Kota Serang.
“Kalau memang faktor ekonomi, harusnya jangan bikin anak banyak-banyak, ini juga kan salah satunya, pola asuhnya juga harus diubah. Kejadiannya seperti itu kadang-kadang anaknya ada lima, kena gizi buruk satu atau dua,” pungkasnya. (Iqbal)