biem.co – Beberapa minggu lalu redaksi biem.co berkesempatan bertemu dan berbincang langsung dengan salah satu dosen senior Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Dr. Tri Sulistyowati, SH, M.Hum, sosok wanita yang menginspirasi dan terkenal baik hati kepada semua orang, baik yang sudah lama maupun baru mengenalnya. Seperti apa beliau, berikut kami rangkum sosoknya.
Tri Sulistyowati atau akrab disapa Bunda Lilis, lahir 47 tahun lalu di Semarang – Jawa Tengah. Bunda Lilis bersedia menceritakan pengalamannya, mulai dari pengalaman pendidikan sampai pada aktivitas sosialnya. “Saya lulus Pendidikan Sarjana (S1) pada tahun 1992 kemudian lulus jenjang Magister (S2) pada tahun 1998 di Universitas Diponegoro jurusan Ilmu Hukum,” terangnya.
Pernah menjadi lulusan terbaik Undip dengan predikat cumlaude dan mengawali karir dosen pada tahun 1998, Bunda mengisahkannya dengan penuh rendah hati. “Sebagai lulusan terbaik Undip pada masa itu, saya mengajukan lamaran dosen, Alhamdulillah saya langsung diterima menjadi dosen Universitas Trisakti,” lanjutnya menjelaskan. Sambil meniti karir, beliau melanjutkan pendidikan Doktoral dan pada tahun 2015 menerima gelar Doktornya dari Universitas Trisakti dengan Jurusan yang sama (Ilmu hukum).
Selain menjalankan tugas utamanya mengajar, membimbing mahasiswa, dan melakukan penelitian, beliau aktif melakukan berbagai kegiatan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, seperti memberikan penyuluhan ke berbagai wilayah di Indonesia dan menjadi pembicara seminar-seminar. Sebagai dosen ilmu hukum dengan konsentrasi Hukum Tata Negara, beliau aktif memberikan penyuluhan mengenai kepemiluan, menjadi pembicara pada bimtek bagi anggota dewan di beberapa provinsi/kota, menjadi tim perumus soal untuk debat kandidat calon pemimpin daerah, menjadi panitia seleksi pemilihan penyelenggara maupun pengawas pemilu, serta banyak kegiatan lain.
Saat ini beliau merupakan Ketua Asosiasi pengajar di MK Wilayah DPD DKI dari tahun 2009-sekarang, dan sebagai Sekretaris di Asosiasi Hukum Tata Negara Provinsi DKI Jakarta.
Segudang aktifitas dan amanah yang Bunda jalankan, tidak pernah mengganggu kewajibannya sebagai istri dan ibu, bahkan Bunda mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya. “Alhamdulillah keluarga support apa yang saya lakukan, yang penting kegiatan itu bermanfaat untuk orang banyak dan tidak meninggalkan kewajiban saya sebagai istri bagi suami, ibu bagi anak saya, dan anak bagi orang tua saya,” ungkapnya.
Terinspirasi dari kedua orangtuanya membuat Bunda kuat menhadapi segala macam tantangan dan tetap fokus pada cita-cita. “Kedua orang tua saya merupakan inspirasi bagi saya. Bapak dan ibu selama ini selalu membimbing dan mengarahkan saya,” tuturnya menceritakan. “Sebagai seorang anak, tentu keinginan terbesar adalah membahagiakan kedua orang tua. Karena hal itu simple saja, sedari kecil hanya ada satu cita-cita saya, yaitu saya ingin naik podium saat kenaikan kelas. Menjadi siswa berprestasi, sehingga orang tua bangga dan bahagia melihat saya,” tambahnya.
“Alhamdulillah hal tersebut terwujud, semenjak jenjang Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi (strata III), saya berhasil mewujudkan itu. Saya melihat kebahagiaan ibu dan bapak melihat anaknya menjadi lulusan terbaik dengan predikat cumlaude di Undip semasa kuliah S1 dan S2. Saya melihat kebahagiaan bapak dan ibu ketika melihat saya mendapatkan gelar doktor, Alhamdulillah saya begitu bahagia, melihat mereka bahagia,” ungkapnya.
Semua kebahagiaan dan prestasi yang Bunda dapat, ditujukan untuk keluarga dan orangtuanya. Meski sedih prestasi tertingginya menjadi Profesor tidak bisa disaksikan kedua orangtuanya, namun beliau selalu bersyukur dan berharap orangtuanya bangga terhadapnya. “Terus terang saat ini saya agak sedih, karena sebenarnya saya menginginkan kedua orang tua saya menyaksikan saya mendapatkan gelar Guru Besar (Profesor). Namun Allah berkehendak lain, tahun lalu bapak saya meninggal dunia. Saya tidak dapat mengajaknya hadir di acara special itu nanti, tapi saya bersyukur telah berusaha membahagiakan beliau sampai akhir hayat beliau,” lanjut Bunda Lilis.
Diakhir pertemuan, sebagai seorang akademisi dengan disiplin ilmu Hukum Tata Negara yang juga tinggal di Banten, Bunda Lilis menuturkan harapannya untuk para penyelenggara pemilu di Provinsi ini. “Saya harap para penyelenggara pemilu di Banten dapat aktif, inovatif, mempunyai kapasitas, dan integritas. Jika penyelenggara pemilu berintegritas pasti pemilunya pun berkualitas, sehingga tidak akan mengeluarkan dana hanya untuk bersengketa, sengketa itu muncul dikarenakan ketidakpuasan atas penyelenggara pemilu,” tutupnya.
Setiap orang yang bertemu dengannya akan merasa kagum atas sifat rendah hatinya. Hal ini sesuai dengan filosofi padi “semakin berisi semakin merunduk” yang juga ia tanamkan dalam dirinya. Selain itu, energi positif yang ia tularkan membuat siapapun di dekatnya merasa nyaman. Beliau berhasil mematahkan sebuah pandangan bahwa dosen senior itu terkenal kurang bersahabat. (LC)
Berita Terkait :
Hasbiyansyah Juarai Lomba Independent Millenials Challenge di Acara FLS Semarang
Angga Hermanda: Hari Tani 2017, Banten Darurat Agraria
Bakso Ojolali Pelopor, Kedai Aneka Bakso dengan Varian Toping, Buruan Mampir!