biem.co — Belakangan ini, kontroversi soal berita bohong yang dilakukan Ratna Sarumpaet terus menjadi perbincangan hangat. Bahkan, polemik Ratna tersebut turut menyeret nama aktor Rio Dewanto. Warganet tak henti-hentinya membanjiri kolom komentar media sosial Rio terkait kasus yang menimpa Ratna.
Bukan tanpa sebab Rio ikut tersorot dalam persoalan ini. Seperti diketahui, bahwa Ratna merupakan Ibunda dari Atiqah Hasiholan, yang mana artinya, ia adalah mertua dari Rio Dewanto. Hal ini yang turut membuat warganet khawatir hingga terbitlah tagar #SaveRioDewanto.
Tagar tersebut pun sempat menjadi trending topic di linimasa. Salah satu cuitan yang banyak mendapatkan respon dari warganet ini berasal dari akun @Wasikowska_ yang bertuliskan “Yang ngeluh soal mertua.. belum ngerasain jadi Rio Dewanto.”
Baca Juga
Seperti fenomena “kejamnya ibu tiri”, hubungan antara menantu dan mertua yang kurang baik pun telah menjadi “gap” sosial tersendiri. Lahirnya tagar #SaveRioDewanto mencerminkan bahwa sosok mertua kerap menjadi momok menakutkan bagi beberapa orang. Dalam beberapa kasus, adanya tekanan dari mertua bisa menjadi alasan dari runtuhnya pernikahan.
Nah, jika Anda berada dalam situasi tersebut, maka sangat penting untuk mengelola emosi dalam rangka menjaga kesejahteraan keluarga Anda. Seperti dilansir dari Psychology Today, Yvonne K. Fullbright, Sexuality Educators Counselor & Therapists AASECT memberikan beberapa cara untuk menghadapi hal tersebut.
Melakukan Kontemplasi
Anda perlu mengambil waktu istirahat untuk mengevaluasi situasi dan mengembangkan strategi yang tepat. Temukan ruang yang tenang di mana Anda bisa merangkai semua yang telah terjadi hingga saat ini.
Biarkan Anda memproses daftar itu, merenungkan dan mengeluarkan semua yang dirasakan, sampai kemudian Anda dapat mengembalikan pikiran yang lebih tenang. Ini memungkinkan Anda untuk bisa menerima situasi, dan lebih rasional ketika kembali bergerak maju.
Mencari Tahu Persoalan
Ada situasi di mana seseorang tidak dapat berbuat apa-apa ketika hubungan dengan mertua menjadi tegang. Namun ada situasi di mana seorang menantu melakukan sesuatu yang akhirnya menyebabkan mertua memperlakukannya kurang baik.
Pikirkan kembali bagaimana Anda memperlakukan mertua Anda. Apakah Anda merupakan korban total dalam skenario tersebut atau memang Anda melakukan sesuatu yang memicu tanggapan negatif? Jika demikian, pertimbangkan bagaimana Anda dapat mengubah situasi agar tidak lagi mengundang antagonisme mertua.
Menghindari Emosi
Sangat menggoda untuk melawan api dengan api. Namun, jangan melakukan hal itu. Dalam diskusi, tidak peduli seberapa “panasnya” mertua terhadap Anda, Anda tetap perlu menggunakan kesadaran dan mengambil jalan tanpa mengorbankan hal-hal lainnya. Anda tidak dapat membiarkan kemarahan mendera diri, sebab hal ini bisa menyebabkan hancurnya Anda dan pernikahan Anda.
Temukan Orang Terpercaya untuk Curhat
Pasangan Anda mungkin tidak selalu ingin mendengar betapa buruknya Ibu dan orang tuanya. Penting untuk beralih ke teman baik atau mencari dukungan lain untuk menyingkirkan perasaan yang memburuk di dada Anda.
Batasi Keterlibatan Mertua Anda
Setiap kali seseorang menjadi “pemberat” dalam hubungan Anda bersama keluarga, Anda memiliki hak untuk menjauhkan hal itu. Anda dan keluarga memiliki ha katas keberadaan keluarga yang damai, dengan hadirnya orang-orang yang positif dan mendukung.
Jika Anda diremehkan atau diperlakukan buruk oleh mertua Anda, maka Anda memiliki hak untuk memberikan batasan-batasan keterlibatan mertua untuk melindungi diri Anda dan pernikahan Anda. Tidak ada yang berhak membuat Anda sengsara, dan hanya Anda yang bisa mewujudkan kebahagiaan Anda sendiri. (HH)