biem.co – Impor beras yang digagas Kementerian Perdagangan rupanya menimbulkan polemik yang besar, baru-baru ini ramai di pemberitaan nasional ketidak-selarasan antara Bulog dan Kemendag mengenai impor beras.
Seperti dilansir media-media nasional, Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Dirut Bulog) Budi Waseso menolak mengimpor beras. Ia mengatakan tak akan ikut campur dengan keputusan Kementerian Perdagangan yang berambisi ingin mengimpor beras.
Buwas mengatakan, jika impor tetap dilakukan, gudang Bulog tak akan digunakan sebagai tempat penampungan beras tersebut. Ia meminta beras impor ditempatkan di Kementerian Perdagangan saja.
“Tidak akan di gudang Bulog (ditempatkannya beras impor) tapi di kantor Kemendag,” ucap Budi, Rabu (19/9) dikutip CNNI.
Buwas mengatakan tetap tidak akan mengimpor beras, karena stok beras Indonesia saat ini masih cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga tahun depan, bahkan menurutnya, kalaupun impor itu dilakukan, sebelumnya Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita sudah berkomitmen menggunakan kantornya untuk menyimpan beras yang akan diimpor tahun ini.
Data yang dimilikinya, saat ini stok beras masih 2,4 juta ton. Buwas ngotot karena beberapa alasan, diantaranya karena kontrak impor beras sebesar 1,8 juta ton yang dibuat tahun lalu belum sepenuhnya masuk.
“Yang sudah masuk baru 1,4 juta ton. Itu datang dari proses impor tahun lalu,” tutur Budi.
Sementara itu, 400 ribu ton sisanya baru akan masuk ke Indonesia sampai Oktober 2018 mendatang. (IY)