KOTA CILEGON, biem.co — Gempa megathrust adalah gempa besar yang sangat berbahaya. Kekuatannya bisa mencapai 9 SR, bahkan bisa lebih. Gempa ini sering terjadi di zona penunjang atau wilayah geologis, saat satu lempeng tektonik bergeser ke bawah lempeng lainnya dan batas antara lempeng-lempeng tersebut patah.
Megathrust yang akhir-akhir ini menjadi isu panas di Cilegon, umumnya Banten, ditambah dengan bencana gempa yang terjadi di Lombok, menambah gaduh isu tersebut.
Diwawancarai biem.co, Romi Wiryadinata selaku Kepala Laboratorium Sistem Kendali Teknik Elektro Untirta, menyebut bahwa isu megathrust yang akhir-akhir ini mendatangi Cilegon masih sebatas prediksi.
“Megathrust entah kapan akan terjadi. Tapi yang saya ketahui baru prediksi. Namun yang ditakutkan, khususnya di Cilegon itu adalah impact dari megathrust mendorong atau menghantam industri-industri yang ada di Cilegon,” kata Romi.
Seperti diketahui, Cilegon merupakan daerah industri kimia, sehingga yang paling menakutkan ketika terjadi bencana adalah dampaknya.
“Saat bencana besar terjadi, tentu akan menghancurkan tabung-tabung industri yang isinya petrochemical. Petrochemical ketika keluar dari sarangnya, efeknya bisa menjadi puluhan kilometer, ini yang membahayakan bagi masyarakat,” jelasnya.
Bencana kimia sendiri, kata Romi, telah terjadi di berbagai negara yang dampaknya memang sangat besar, seperti Chernobyl dan Tragedi gas Bhopal.
Maka dari itu, ia mengimbau kepada masyarakat industri dan masyarakat sekitar untuk saling menjaga keselamatan dan selalu waspada.
”Untuk masyarakat industri, harus memperhatikan safety dan memerhatikan kelayakan struktur bangunan indsutri. Untuk masyarakat sekitar, selalu waspada dan mempelajari cara-cara evakuasi ketika bencana,” ungkapnya.
Romi juga berharap, agar masyarakat jangan mudah tersulut isu-isu yang belum jelas kebenarannya, serta berharap pemerintah bisa banyak melakukan sosialisasi terkait megathrust. (IY/red)