biem.co — Maraknya terorisme, terlebih dengan kejadian bom bunuh diri yang baru saja terjadi pagi ini di Surabaya, memicu respon dari berbagai pihak. Dalam hal ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pun turut memberikan andil sebagai upaya melawan kejahatan terorisme.
Lewat akun resmi @kemdikbud.ri, pihaknya memberikan panduan untuk membantu para orang tua serta guru dan kepala sekolah terkait cara bicara tentang kejahatan terorisme kepada anak-anak usia dini. Seperti apa? Simak, yuk!
Panduan bagi Orang Tua:
- Cari tahu apa yang mereka pahami. Bahas secara singkat apa yang terjadi, meliputi fakta-fakta yang sudah terkonfirmasi. Ajak anak untuk menghindari isu spekulasi.
- Hindari paparan terhadap televisi dan media sosial yang sering menampilkan gambar dan adegan mengerikan bagi kebanyakan anak, terutama anak di bawah usia 12 tahun.
- Identifikasi rasa takut anak yang berlebihan. Pahami bahwa tiap anak memiliki karakter unik. Jelaskan bahwa kejahatan terorisme sangat jarang, namun kewaspadaan tetap diperlukan.
- Bantu anak mengungkapkan perasaannya terhadap tragedi yang terjadi. Bila ada rasa marah, arahkan pada sasaran yang tepat, yaitu pelaku kejahatan. Hindari prasangka pada identitas golongan yang didasarkan pada prasangka.
- Jalani kegiatan keluarga bersama secara normal. Untuk memberikan rasa nyaman, serta tidak tunduk pada tujuan teroris mengganggu kehidupan kita, kebersamaan dan komunikasi rutiin penting untuk mendukung anak.
- Ajak anak berdiskusi dan mengapresiasi kerja para Polisi, TNI, dan Petugas Kesehatan yang melindungi, melayani, dan membantu kita di masa tragedi. Diskusikanlah lebih banyak tentang sisi kesigapan dan keberanian mereka daripada sisi kejahatan pelaku teror.
Panduan bagi Guru dan Kepala Sekolah:
- Sediakan waktu bicara pada siswa tentang kejahatan terorisme. Siswa sering menjadikan guru tempat mencari informasi dan pemahaman tentang apa yang sedang terjadi.
- Bahas secara singkat apa yang terjadi, meliputi fakta-fakta yang sudah terverifikasi. Jangan membuka ruang terhadap rumor, isu, dan spekulasi.
- Beri kesempatan siswa untuk mengungkapkan perasaannya tentang tragedi/kejahatan yang terjadi. Nyatakan dengan jelas rasa duka cita terhadap para korban dan keluarganya.
- Arahkan rasa kemarahan pada sasaran yang tepat, yaitu pada pelaku kejahatan, bukan pada identitas golongan tertentu yang didasarkan pada prasangka.
- Kembali pada rutinitas normal. Terorisme akan sukses apabila mereka berhasil mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan kehidupan kebangsaan kita.
- Ajak siswa berpikir positif. Ingatkan bahwa negara kita telah melewati banyak tragedi dan masalah dengan tegar, gotong royong, semangat persatuan, dan saling menjaga.
- Ajak siswa berdiskusi dan mengapresiasi kerja para Polisi, TNI, dan Petugas Kesehatan yang melindungi, melayani, dan membantu kita di masa tragedi. Diskusikanlah lebih banyak tentang sisi kesigapan dan keberanian mereka daripada sisi kejahatan pelaku teror.
Semoga bermanfaat, ya. Sila diaplikasikan! (HH)
Editor: Redaksi