biem.co — NASA Solar Dynamics Observatory (SDO), baru-baru ini mengungkapkan adanya tiga lubang koronal baru pada Matahari yang muncul dalam seminggu terakhir ini. Diketahui, bahwa lubang koronal sendiri merupakan area di atmosfer Matahari yang memiliki kepadatan rendah—yang membuat permukaan Matahari terlihat lebih gelap.
Dilansir dari Newsweek, NASA mengatakan bahwa fenomena ini memungkinkan adanya angin surya berkecepatan tinggi yang bisa ‘membombardir’ Bumi. Seperti yang telah dilaporkan spaceweather.com, aliran angin surya berkecepatan tinggi ini menghantam medan magnet Bumi dan menyebabkan badai geomagnetik kelas G1 di sekitar Kutub.
Badai kelas G1 masuk ke dalam kategori terendah dalam skala cuaca ruang National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Meski begitu, fenomena ini masih berpotensi menyebabkan gangguan kecil pada jaringan listrik, operasi satelit, dan hewan yang bermigrasi. Selain itu, peristiwa ini pun membuat munculnya aurora—fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang menyala-nyala—di garis lintang.
Lubang koronal diketahui dapat berkembang setiap saat di Matahari, paling tidak lubang ini diprediksi muncul kembali antara tahun 2019 dan 2020. (HH)
