biem.co – Dengan ambisi yang luar biasa, tahun 2011 silam negara tirai bambu meluncurkan stasiun luar angkasa pertamanya bernama Tiangong-1, namun pada 2016 stasiun seberat 8,5 ton itu kehilangan kontrol.
Stasiun antariksa milik China, Tiangong-1 tersebut diprediksi akan jatuh ke Bumi pada 1 April 2018 mendatang.
Berdasarkan prakiraan terkini, diungkap oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) bahwa sampah luar angkasa raksasa itu berpeluang jatuh di wilayah Indonesia.
Melansir laman detik, Peneliti Astronomi dan Astrofisika Pusat Sains Antariksa (LAPAN) Tiar Dani mengungkapkan, Tiangong-1 sudah tidak dikontrol oleh otoritas China sejak satu tahun lalu.
Tiar mengatakan bahwa stasiun luar angkasa China yang pertama, Tiangong-1 itu beratnya 8,5 ton.
“Stasiun ini sudah tidak bisa dikontrol lagi sejak tahun kemarin. Jadi, kemungkinan akan kembali ke bumi,” terangnya.
Dia mengungkapkan, saat ini sampah raksasa luar angkasa tersebut masih berada di luar angkasa yang mengarah jatuh ke Bumi. Posisinya, sekarang, berjarak kurang lebih 180 kilometer dari permukaan Bumi.
“Pantauan sekarang sedang mengarah ke Bumi. Ketinggannya 180 kilometer menuju Bumi. Dianggap re-entry (masuk kembali ke Bumi) setelah (posisinya berada) pada ketinggian 120 kilometer (dari permukaan Bumi),” papar Tiar.
Melihat data yang ada, wahana antariksa itu diprediksikan jatuh pada 1 April 2018 pukul 09.00 WIB. Akan tetapi, lanjut Tiar, prakiraan itu masih asumsi saja dan berpotensi meleset sampai 19 jam dari waktu yang telah diperkirakan.
“Kemungkinan (stasiun luar angkasa Tiangong-1) akan kembali ke Bumi sekitar 1 April 2018 pukul 09.00 WIB, dengan plus minus 19 jam. Jadi, masih belum bisa diprediksi secara akurat,” ucapnya.
Ketika ditanyakan soal perkiraan lokasi jatuhnya, Tiar mengaku, belum bisa memastikan secara pasti. Namun, stasiun antariksa pertama kepunyaan China itu berpeluang jatuh di wilayah Indonesia.
“Peluangnya ada, tapi (potensi) besar kecilnya kita belum bisa memastikan. Nanti satu hari atau sebelum 1 April jam 09.00 WIB baru bisa memastikan Indonesia aman atau tidak,” pungkasnya. (IY)