KabarKesehatanTerkini

Berhenti atau Kurangi. Hati-Hati! Inilah Bahaya Merokok

Perokok beresiko 2,5 - 3,5 kali terkena penyakit gusi

biem.co – Apakah diantara kalian ada yang perokok aktif, sob? Sebaiknya perlahan untuk mengurangi atau behenti ya, karena selain menganggu kesehatan diri sendiri, asapnya pun membuat orang maupun teman yang bukan perokok disekitar lingkungan membuat tidak nyaman loh!

Berbicara rokok, apa sih dampak negatif dari kesehatan gigi dan mulut? Nah, mari kita tanyakan kepada pakar sekaligus dokter gigi yang bertugas di Puskesmas Ciomas dan klinik swasta di Jl. Raya Serang – Jakarta Km. 1, Parung, Pakupatan yakni Christian Dewanto.

Menurut Chris, sapaan akrabnya, untuk perokok aktif jelas memiliki dampak negatif pada rongga mulut sekalipun berbeda jenis rokok baik itu elektrik maupun konvensional seperti yang kita ketahui begitu banyak zat kimia dalam rokok dan bersifat kariogenik atau pencetus cancer. “Orang yang merokok beresiko 2,5 sampai 3,5 kali terhadap penyakit gusi,” ucapnya.

Bakteri yang sering kita jumpai, kata Chris, pada perokok bakteri porphyromonas gingivalis, agregatibacter actinomyceyemcomitas, dan provetlella intermedia. “Bakteri ini menyebabkan plak pada gigi apabila disertai oral hygiene yang buruk dan terakumulasi lama menyebabkan keradangan pada gusi,” terangnya saat diwawancarai biem.co.

“Nikotin dan zat-zat berbahya lainnya memicu terjadinya peradangan. Parahnya apabila peradangan itu bersifat kronis dan berulang dapat menyebabkan keganasan atau kanker pada jaringan lunak pada rongga mulut seperti lidah serta gusi,” ungkapnya.

Seperti yang diutarakan sebelum penyakit terparah, lanjutnya, dari bahaya merokok adalah kanker jaringan lunak. “Dari beberapa penelitian terlihat 75-90% kasus kanker rongga mulut diakibatkan konsumsi merokok dan alkohol,” tuturnya.

“Tentu yang beberpa hal lain karena merokok perubahan warna gigi diakibatkan nida dari stain atau noda gigi. Smoker melanosis atau perubahan pigmen gusi/ jaringan lunak biasanya berubah coklat kehitaman,” jelasnya.

Lalu bagaimana ya, dengan rokok elektrik atau vape yang beberapa waktu kebelakang lagi booming di kalangan masyarakat?

Menurutnya, belum ada penelitian yang berkelanjutan dari rokok elektrik. “Data yang ada saat ini oleh WHO rokok elektrik memiliki enam kali resiko lebih besar karena rokok elektrik untuk kadar kimia tidak terkontrol dan panas dari elektrik tersebut menyebabkan peradangan yang parah,” kata dokter kelahiran Denpasar, 21 Agustus 1982.

Terus bagaimana, perokok aktif bisa berhenti,dok?

Ada penelitian, jawabnya, orang yang makan permen karet dapat menekan kebiasaan merokok sampai 30% tentunya itu harus dengan kesadaran dari pribadinya. “Menghindari kanker kita sekarang sudah harus merubah pola hidup,mulai dari makanan dan gaya hidup. Junk food, semua yang serba instant memperbesar peluang terjadinya kanker mulut,” tutupnya. (Dion)

Editor: Jalaludin Ega

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button