InspirasiPuisi

Sajak-sajak Pernikahan Encep Abdullah

Sajak-sajak Pernikahan

Encep Abdullah

 

 

MUSIM KAWIN

 

kalender semakin usang

tahun-tahun selalu berganti dan bernyanyi

 

aku masih di sini memandanginya

tanggal dan tahun berapa yang harus kupilih

 

aku ingin lekas menyudahi segala kenyerian ini

dan segera meninabobokan bidadari

di ranjang kenikmatan

 

adakah yang harus kusangsikan

pada musim yang mengantar para bujang 

 

aku sudah tak tahan kala dingin menghadang

 

2014

 

 

 

KAWIN AH!

untuk Siti Suharyani

 

aku ingin winka

memadu sihka

mencumbunya

cilukba!

 

2015

 

 

 

SURAT UNDANGAN

 

aku paling benci surat undangan datang

bertubi-tubi setiap minggu

mengajakku berdendang pada pesta yang bagiku

menusuk jantung paling dalam

 

surat undangan siapa lagi minggu yang akan datang

yang masuk saku bajuku

masuk saku celanaku masuk ke dalam dompetku

menguras isinya untuk bekalku yang juga kelak membuat undangan

 

salahkah aku menampik undangan yang datang padaku

bila kertas-kertas itu hanya bisa menguras receh-receh tabunganku

yang sudah aku dapatkan dengan cucur keringat

semudah itukah kumasukkan dalam amplop?

 

2014

 

 

 

SAJAK PERNIKAHAN

 

mencintaimu tak sekadar menyatu badan

tak juga sekadar bersenang

 

bermain mata atau bibir

yang saling bersitatap dan menyantap

 

mencintaimu tak seperti ayam jantan dan betina

kala menyelamatkan diri dari libido kehidupan

 

mencintaimu adalah bagian dari taqarub kepada tuhan        

mengisi dan menyiram keimanan yang rumpang

dan kerontang

 

2015


Encep Abdullah, guru yang masih eksis menulis apa pun. Tulisannya dimuat di Republika, Esquire, Pikiran Rakyat, Riau Pos, Lampung Post, Bali Post, dan belasan media lainnya. Karyanya yang sudah terbit Tuhan dalam Tahun (Puisi, 2014) dan Cabe-cabean (Bahasa, 2015).

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ragam Tulisan Lainnya
Close
Back to top button