JAKARTA, biem.co – Saat kita lahir, sebuah benih unik ditanam. Tersimpan secara genetik dalam DNA. Ia meminta untuk tumbuh, mengubah dirinya dan berbunga secara maksimal. Demi hidup yang sesuai kecenderungan alami kita. Dan kita semua adalah Fenomena satu kali di alam semesta.
Tapi lingkungan sosial bisa menghalangi langkah kita, karena tidak bisa keluar dari rasa takut dan sifat naif. Kita memang tidak kehilangan nyawa, tapi karier dan pencapaian kita bisa rusak dan tidak tumbuh.
Masalah datang karena membiarkan hidup kita dikendalikan oleh pandangan orang lain. Sementara lingkungan kita dihuni oleh manusia racun yang pandai menutupi sifat licik mereka.
Kita akan menemukan pertemanan sosial, yang meragukan dan melemahkan kita, dengan kritik tanpa solusi yang menghancurkan.
Kita jangan antikritik tentu, karena ada kritik yang nyata membangun. Tapi perlu mendeteksi, karena ada yang mengatasnamakan kritik, padahal untuk menyamarkan nafsu menghina demi melemahkan kita.
Lagu “Heroik” ajakan, untuk melihat diri kita secara jujur. Perlu menghubungkan lagi diri kita dengan kenyataan. Peka terhadap bahaya, melawan para penghina, yang mengatakan bahwa kita aneh. Kita perlu menyingkirkan suara eksternal yang melemahkan, agar selalu terhubung dengan suara batin kita sendiri.
Lagu “Heroik”, lahir demi merenungkan lagi siapa diri kita. Memeluk kembali panggilan hidup kita. Dan mencermati lagi apa yang membuat diri kita unik. Jangan lupa, kita punya takdir hidup yang harus dipenuhi.