SERANG, biem.co – Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Serang nomor urut 01, Ratu Ria Maryana – Subadri Ushuludin, selama masa kampanye mendapat dukungan dari berbagai kalangan dan latar belakang. Hal itu membuat barisan pendukung paslon usungan Koalisi Rabu Menang tersebut, semakin inklusif.
Terbaru, pasangan Ratu-Badri mendapat dukungan dari keluarga Minang yang ada di Kota Serang, yang tergabung dalam Minang Dunsanak Airin-Ratu Ria (MDA). Selain keluarga Minang, Ratu Ria juga mendapat dukungan dari keluarga Batak dan Tionghoa yang ada di Kota Serang.
Ketua Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) Kota Serang, Recky Pamungkas, menuturkan bahwa dukungan yang disampaikan oleh lintas kalangan kepada pasangan Ratu-Badri, menunjukkan bahwa komitmen untuk menciptakan kota yang inklusif, bukan hanya sekadar janji semata.
“Dukungan tersebut juga membuktikan bahwa Ratu-Badri dipercaya oleh lintas kalangan, dalam menciptakan kota yang inklusif, dimana semua orang memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk hidup aman, nyaman dan layak, di Kota Serang,” ujarnya, Selasa (19/11).
Tentu menurut Recky, kepercayaan yang disampaikan oleh lintas kalangan tersebut bukan hanya sekadar percaya buta. Namun karena ide dan gagasan yang disampaikan dalam membangun Kota Serang Inklusif oleh pasangan itu dinilai realistis, sehingga dapat segera diterapkan di Kota Serang.
“Sehingga orang-orang pun percaya, apa yang ditawarkan ini tidak akan menguntungkan satu kalangan saja, namun semua kalangan tanpa terkecuali dan tanpa diskriminasi. Bahkan pasangan Ratu-Badri usai pendaftaran ke KPU, mendapat Manifesto Kota Serang Inklusif dari Paguyuban Disabilitas, sebagai bukti kepercayaan dari teman-teman disabilitas,” ucapnya.
Sementara itu, Ratu Ria Maryana mengatakan, pihaknya sangat bersyukur mendapat kepercayaan dari berbagai kalangan, baik itu dengan latar belakang kesukuan, agama dan penyandang disabilitas.
“Tentu kami sangat bersyukur dengan dukungan yang disampaikan oleh berbagai kalangan. Dan komitmen kami sudah jelas, Kota Serang harus menjadi kota yang inklusif, kota yang memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakatnya, tanpa membeda-bedakan,” ujarnya.
Menurut Ria, Kota Serang merupakan kota yang majemuk. Sebagai ibukota, hal itu sangatlah lumrah. Maka dari itu, inklusivitas harus ditanamkan di pemerintahan dan juga masyarakat, agar Kota Serang tetap menjadi kota yang majemuk, sebagaimana masa kejayaan Kesultanan Banten.
“Berkali-kali kami turun ke masyarakat, mendengarkan apa yang dikeluhkan oleh mereka. Dan yang masih sering dikeluhkan adalah bagaimana pelayanan yang belum inklusif. Maka kami berkomitmen agar pelayanan dan kehidupan di Kota Serang, tidak boleh lagi ada yang diskriminatif, tidak boleh memandang latar belakang suku dan agama, tidak boleh memandang kaya dan miskin, semua memiliki hak untuk dilayani,” tandasnya. ***