PANDEGLANG, biem.co – Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Banten, melalui program Kosabangsa, melaksanakan serangkaian kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Pasanggrahan, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang. Program yang juga melibatkan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan produksi gula aren lokal serta mengatasi masalah stunting di wilayah tersebut. Kegiatan ini diselenggarakan di Aula Kantor Desa Pasanggrahan, dengan dihadiri oleh berbagai mitra dan pihak terkait, termasuk Koperasi Anugerah Aren Banten Nusantara, Kader Posyandu Desa Pasanggrahan, Karang Taruna Desa Pasanggrahan, serta Pemerintah Desa Pasanggrahan.
Pembukaan dan Pelatihan Terpadu
Kegiatan Kosabangsa dimulai dengan pembukaan resmi oleh Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang, Iping Saripin, SP. Dalam sambutannya, Iping mengungkapkan harapan agar program ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat, terutama dalam hal peningkatan produksi gula aren yang selama ini menjadi salah satu komoditas unggulan di Pandeglang.Tim pelaksana program Kosabangsa ini dipimpin oleh Tarso Rudiana dari Universitas Mathla’ul Anwar, dengan anggota Nenden Suciyati Sartika dan Ucu Wandi Somantri. Sedangkan tim pendamping dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, yang diketuai oleh Dr. Erwin, turut memberikan kontribusi berupa transfer teknologi yang sangat dibutuhkan oleh mitra kegiatan.
Pembuatan Kebun Monokultur Aren: Inovasi untuk Kemandirian Produksi
Salah satu poin penting dalam kegiatan Kosabangsa adalah pengembangan kebun monokultur aren di Desa Pasanggrahan. Kebun ini, yang terletak di Blok Cibeulah, Desa Munjul, dengan luas lahan 1.275 m², menjadi kebun monokultur aren pertama di Kabupaten Pandeglang. Sebelumnya, meski Kabupaten Pandeglang dikenal sebagai salah satu sentra penghasil gula aren di Banten, belum ada kebun monokultur yang dikelola secara khusus untuk memenuhi kebutuhan bahan baku gula aren.Pembuatan kebun monokultur ini diharapkan dapat meningkatkan produksi nira sebagai bahan baku gula aren yang berkualitas. Melalui kolaborasi dengan Karang Taruna Desa Pasanggrahan, program ini juga bertujuan untuk memberdayakan pemuda desa, memberikan mereka keterampilan dalam budidaya tanaman aren yang berkelanjutan.
Teknologi Vakum Evaporator untuk Produksi Gula Aren Cair Berkualitas
Salah satu inovasi utama yang diperkenalkan dalam program ini adalah penggunaan teknologi vacuum evaporator untuk produksi gula aren cair. Alat ini, hasil penelitian tim pendamping dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang dipimpin oleh Dr. Erwin, berfungsi untuk menguapkan air pada nira di bawah suhu 100°C, berkat adanya tekanan rendah pada alat evaporator. Dengan menggunakan teknologi ini, proses pembuatan gula aren cair dapat dilakukan dengan kualitas yang lebih terjaga, menghindari timbulnya bau gosong dan rasa pahit yang sering terjadi pada proses produksi gula aren cair konvensional.
Alat vacuum evaporator ini telah mendapatkan Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia pada tahun 2024. Penggunaan teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas gula aren cair yang dihasilkan oleh Koperasi Anugerah Aren Banten Nusantara, sekaligus meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi.
Pengentasan Stunting dengan Gula Aren Cair
Selain fokus pada peningkatan produksi gula aren, kegiatan Kosabangsa juga mencakup pemberdayaan kader Posyandu di Desa Pasanggrahan. Kader Posyandu diberikan pelatihan terkait pemanfaatan gula aren cair sebagai bahan dasar dalam pembuatan makanan lokal yang bergizi, dengan tujuan untuk mengatasi masalah stunting di desa tersebut. Penggunaan gula aren cair, yang kaya akan nutrisi, diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan gizi anak-anak dan ibu hamil di Desa Pasanggrahan.
Sinergi untuk Kesejahteraan Bersama
Program Kosabangsa ini tidak hanya melibatkan perguruan tinggi dan koperasi, tetapi juga melibatkan masyarakat secara langsung. Mitra-mitra yang terlibat, seperti Koperasi Anugerah Aren Banten Nusantara, Karang Taruna Desa Pasanggrahan, dan Kader Posyandu, turut berperan dalam mengimplementasikan kegiatan yang dapat memberikan manfaat langsung bagi kesejahteraan masyarakat. Melalui kolaborasi ini, diharapkan akan tercipta model pemberdayaan yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif dalam pengentasan masalah sosial dan ekonomi di wilayah Pandeglang
Dukungan dari Kementerian Ristek
Seluruh kegiatan ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia melalui Program Kosabangsa 2024. Pendanaan ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk mendukung kegiatan yang bertujuan memberdayakan masyarakat, khususnya dalam bidang pertanian dan kesehatan, serta meningkatkan kesejahteraan di daerah terpencil.
Harapan ke Depan
Kebun monokultur aren dan penggunaan teknologi vacuum evaporator merupakan langkah awal yang signifikan dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi gula aren di Kabupaten Pandeglang. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan program ini dapat menjadi model bagi pengembangan komoditas lokal lainnya di daerah tersebut. Selain itu, pemberdayaan kader Posyandu dalam pengentasan stunting melalui pemanfaatan produk lokal seperti gula aren cair juga memberikan harapan baru bagi perbaikan status gizi masyarakat di wilayah tersebut.
Melalui inisiatif seperti ini, Universitas Mathla’ul Anwar dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa tidak hanya berperan dalam dunia pendidikan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan dan kesejahteraan masyarakat di Banten. Program Kosabangsa menjadi bukti bahwa kolaborasi antara akademisi, masyarakat, dan pemerintah dapat menghasilkan perubahan yang positif dan berkelanjutan bagi masa depan daerah dan warganya. (Red)