Kabar

KKM Kelompok 20 Universitas Primagraha Gelar Penyuluhan Pencegahan Stunting

SERANG, biem.co – Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak disebabkan asupan gizi dan nutrisi yang kurang baik dalam waktu panjang. Stunting menjadi isu penting yang terus ditangani oleh Pemerintah dengan segala upaya agar terjadi penurunan setiap tahunnya.

Seperti yang diketahui bersama, bahwa di Indonesia sendiri kasus stunting masih banyak ditemukan di setiap daerah. Hal ini tentu sangat miris karena berbanding terbalik dengan kekayaan sumber daya alam Indonesia yang melimpah, di mana banyak tumbuhan bergizi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan.

Dalam program Kuliah Kerja Mahasiswa Universitas Primagraha, Kelompok 20 bekerja sama dengan Puskesmas Kecamatan Padarincang, Bidan Desa, dan Kader Posyandu, menggelar penyuluhan pencegahan stunting dengan tema “Cegah Stunting Sebelum Genting Lewat Parenting” di Desa Kadu Kempong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Jumat 9 Agustus 2024.

Kegiatan ini dihadiri oleh ibu-ibu warga Desa Kadu Kempong yang memiliki bayi di bawah lima tahun dengan tujuan agar para orang tua dapat memberikan asupan gizi dan nutrisi terbaik untuk anak-anaknya. Tidak hanya itu, anak usia remaja turut hadir menyaksikan kegiatan ini sebagai bagian dari pendidikan pra nikah.

Narasumber dalam penyuluhan stunting ini adalah Dinda Agil Swastika, S.Gz yang bekerja sebagai ahli gizi di Puskesmas Padarincang. Beliau menyampaikan bahwa masih banyak masyarakat yang keliru terkait stunting. Beliau menyampaikan bahwa anak itu harus diberikan asupan nutrisi yang sesuai umurnya.

Beliau juga menegaskan bahwa “asupan nutrisi terbaik untuk anak usia 0-6 bulan adalah Air Susu Ibu (ASI). Jangan sampai memberikan makan sebelum umurnya” Tutur ahli gizi, Dinda Agil Swastika, S.Gz.

Maksud asupan atau nutrisi yang disampaikan dalam penyuluhan ini adalah gizi seimbang, yaitu berupa makanan pokok yaitu karbohidrat seperti nasi, ubi, dan jagung. Kemudian yang lainnya adalah sayuran, lauk pauk, dan buah-buahan.

Dalam penyuluhan ini, disampaikan juga pentingnya 1000 Hari Pertama Anak (HPK) yang akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Oleh sebab itu, berkali-kali Dinda mengatakan untuk para orang tua dalam memberikan yang terbaik pada anak-anaknya.

“Stunting ini utamanya juga untuk remaja putri, karena mereka ini harus mempersiapkan reproduksi mereka. Saran saya untuk remaja putri, wanita subur dan calon pengantin yaitu minum obat tablet penambah darah guna tidak terjadi adanya anemia” Kata Dinda.

Sebetulnya, faktor dan penyebab stunting ini banyak, contohnya pola asuh, ekonomi, anemia, tidak mematuhi jadwal imunisasi, sanitasi buruk dan kurangnya nutrisi baik sebelum hamil ataupun sesudah melahirkan. Stunting dapat bersifat permanen atau memiliki dampak yang berkepanjangan apabila tidak ditangani dengan segera.

Dampak yang ditimbulkan dari stunting adalah terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak, gangguan kognitif, mengalami kesulitan belajar, rentan mengalami penyakit, imunitas lebih rendah, serta hilangnya produktivitas.

Mengerikannya dampak stunting yang juga dapat mengancam generasi masa depan Indonesia, maka Saepudin, selaku Staf Desa yang hadir mewakili Penjabat Desa Kadu Kempong turut memberikan tanggapan terkait penyuluhan ini.

“Saya berharap kegiatan ini menjadi titik awal bagi kita semua untuk bersatu padu dalam mengatasi masalah stunting. Mari kita jadikan desa ini sebagai contoh dalam pencegahan stunting. Terimakasih kepada seluruh mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Kelompok 20 yang telah menggelar penyuluhan ini untuk mengedukasi masyarakat” Ucap Saepudin.

Penyuluhan ini juga ditanggapi dengan baik oleh masyarakat setempat. Mereka sangat  mengapresiasi kegiatan yang bermanfaat ini. Salah satu peserta penyuluhan, yaitu Ibu Iah menyampaikan bahwa beliau jadi lebih paham terkait memberikan makanan yang baik untuk anak. Beliau juga mengharapkan kegiatan terkait stunting berikutnya.

Tentu, sebagai Ketua Pelaksana, Siti Syaodah merasa senang karena penyuluhan ini tidak hanya berjalan dengan lancar tapi dapat bermanfaat bagi banyak orang, khususnya masyarakat Desa Kadu Kempong.

“Sebagai mahasiswa saya merasa tertantang untuk ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pencegahan stunting. Mungkin ke depannya saya akan terus mengajak teman-teman mahasiswa untuk membuat program pengabdian masyarakat yang fokus pada isu ini” Ucap, Siti Syaodah.

Adapun Haris, selaku ketua kelompok juga mengatakan bahwa penyuluhan ini mengingatkan akan pentingnya peran generasi muda dalam membangun masa depan yang lebih baik yang dimulai dari rumah (keluarga). Sebagai mahasiswa, Haris akan mengupayakan informasi stunting ini tidak hanya saat ini, tapi untuk kedepannya juga.

Selain mengedukasi masyarakat tentang cara mencegah stunting, kegiatan ini juga diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mewujudkan visi “Indonesia Emas Tahun 2045”. Pada tahun tersebut Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70% nya dalam usia produktif, yaitu sekitar usia 15-64 tahun.

Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Kelompok 20 Universitas Primagraha berharap visi tersebut dapat dicapai dan diisi dengan generasi yang sehat, berwawasan, dan religius yang diawali dengan parenting yang baik di setiap keluarga di Indonesia. ***

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button